Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Amal Ihsan
JAKARTA. Pemilihan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Senin (8/7) malam, sempat diwarnai aksi walkout oleh dua anggota Komisi XI DPR. Alasannya, keduanya ngotot agar setiap anggota harus terlebih dulu mendapat laporan rekam jejak semua kandidat dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan Badan Intelijen Negara (BIN).
Wakil Ketua Komisi XI DPR Harry Azhar Aziz mengungkapkan, dua anggota yang walkout tersebut adalah Muhammad Hatta dari Fraksi PAN dan Mustafa Assegaf dari Fraksi PPP. Keduanya ngotot agar sebelum pemilihan dilakukan, setiap anggota mendapat laporan rekam jejak yang lengkap mengenai ketiga kandidat dari PPATK dan BIN. "Keduanya yakin ada salah satu kandidat yang terlibat sesuatu," ujar Harry tanpa mau merinci lebih jauh.
Namun usul Hatta dan Assegaf ditolak oleh mayoritas anggota Komisi XI, termasuk rekan satu fraksi mereka. Sebagian besar anggota menginginkan persoalan pemilihan Deputi Gubernur BI bisa dituntaskan sebelum DPR memulai masa reses akhir pekan ini. "Karena itulah mereka berdua akhirnya walkout," katanya.
Pemilihan Deputi Gubernur BI hari ini adalah kelanjutan dari pelaksanaan fit and proper test yang dilakukan Komisi XI DPR, 1 Juli yang lalu. Asisten Gubernur BI Hendar akhirnya terpilih lewat pemungutan suara, mengungguli dua kandidat lainnya yakni Asisten Gubernur BI Mulya Siregar, dan Direktur Eksekutif Pengelolaan Devisa BI Treesna W Suparyono.
Pemilihan ini dilakukan untuk mengisi kekosongan Deputi Gubernur BI yang ditinggal Muliaman D Hadad. Muliaman sendiri kini menjabat sebagai Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Muliaman dilantik menjadi Ketua OJK oleh Mahkamah Agung pada 20 Juli 2012.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News