kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Pemerintah Waspadai Perlambatan Ekonomi China Terhadap Kinerja Ekspor Indonesia


Selasa, 21 November 2023 / 12:57 WIB
Pemerintah Waspadai Perlambatan Ekonomi China Terhadap Kinerja Ekspor Indonesia
ILUSTRASI. Pemerintah terus waspada terhadap tren melambatnya perekonomian China. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/Spt.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus waspada terhadap tren melambatnya perekonomian China. Pasalnya China merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia.

Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Abdurrahman menyampaikan, perlambatan ekonomi China bisa mengganggu kinerja ekspor Indonesia. Pasalnya sebanyak 20% ekspor Indonesia diberangkatkan ke China.

“Salah satu negara yang juga punya hubungan kuat dengan Indonesia di mitra dagang adalah China ini juga diperkirakan akan mengalami perlambatan dan ini perlu diwaspadai karena 20% ekspor kita ke China,” tutur Rahman sapaan akrabnya dalam agenda agenda Indonesia Economic Outlook Seminar 2024, Selasa (21/11).

Baca Juga: Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Cerminkan Daya Tahan di Tengah Risiko Global

Rahman menjelaskan, perekonomian China terus mengalami perlambatan, seperti pada sektor properti yang bermasalah dan kondisi Foreign Direct Investment (FDI) yang masuk ke China menurun, setelah adanya Chip X dikeluarkan Amerika Serikat (AS).

“Jadi kalau di AS dan Indonesia lebih banyak didorong konsumsi, tapi ekonomi China lebih banyak di didorong oleh investasi. Dan ini jadi akar persoalan di China karena banyak investasi lari ke sektor properti yang banyak alami krisis,” ungkapnya.

Meski begitu, Rahman menyampaikan, sejauh ini kondisi perekonomian Indonesia masih resilien, meskipun pada kuartal III lalu sempat mengalami perlambatan yakni 4,94%. Salah satunya disebabkan permintaan ekspor yang menurun.

“Ekspor saat ini jadi tantangan karena sampai saat ini terus mengalami kontraksi karena permintaan global melemah,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×