kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Pemerintah terus genjot daya beli masyarakat di tengah Covid-19


Senin, 23 November 2020 / 13:05 WIB
Pemerintah terus genjot daya beli masyarakat di tengah Covid-19
ILUSTRASI. Suasana di sebuah pusat belanja di Jakarta, Selasa (10/11). Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) meyakini penjualan ritel barang konsumsi bakal tetap positif pada 2021 karena didorong oleh momentum pemulihan ekonomi dan keberadaan vaksin Covid-19.


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemerintah terus menggenjot daya beli masyarakat di tengah pandemi virus corona (Covid-19). Presiden Joko Widodo menekankan konsumsi rumah tangga menjadi faktor penting dalam pemulihan ekonomi. Konsumsi rumah tangga akan mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan.

"Yang paling dibutuhkan saat ini adalah meningkatkan konsumsi rumah tangga dengan mendorong usaha kecil, mikro, menengah, dan besar harus didorong untuk mulai bergerak," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas di Istana Merdeka, Senin (23/11).

Jokowi menyebut bahwa upaya menjalankan program tersebut telah berjalan dengan baik. Hal itu terlihat dengan capaian dari anggaran yang telah disiapkan oleh pemerintah.

Salah satunya adalah anggaran untuk subsidi gaji bagi pekerja yang memiliki pendapatan di bawah Rp 5 juta per bulan. Saat ini bantuan yang telah disalurkan sebesar 82% dari target yang ada.

Baca Juga: Apsindo: Harga sepeda akan turun 20% pada Desember mendatang

Selain itu, pemerintah juga menyiapkan bantuan untuk usaha mikro. Saat ini bantuan modal kerja yang telah disalurkan sebanyak 79% dari target yang disiapkan.

"Saya kira ini harus terus didorong agar bisa membantu meningkatkan daya beli masyarakat," terang Jokowi.

Lebih jauh, presiden ketujuh Republik Indonesia itu meminta jajarannya untuk menaruh perhatian besar bagi penyediaan lapangan kerja. Kondisi pandemi dinilai memicu gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

"Berikan perhatian khusus untuk hal-hal yang berkaitan dengan pembukaan lapangan kerja," ungkapnya.

Jokowi juga menyebut bahwa saat ini upaya Indonesia telah berada di jalur pemulihan. Hal itu disampaikan melihat tren pertumbuhan ekonomi yang berangsur pulih dari minus 5,32% kuartal kedua menjadi minus 3,49% kuartal ketiga.

Selanjutnya: Kemensos berharap bansos dalam bentuk tunai dapat menjaga daya beli masyarakat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×