Reporter: Grace Olivia | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah membuka masa penawaran Saving Bond Ritel (SBR) seri SBR009 sejak Senin (27/1) lalu. Instrumen ini menjadi Surat Berharga Negara (SBN) Ritel perdana yang diterbitkan sebagai bagian dari pembiayaan anggaran tahun 2020.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Luky Alfirman mengaku tetap optimistis terhadap minat para investor ritel terhadap SBR009 tahun ini.
“Kami lihat kesuksesan tahun lalu, di mana sesuai tujuan kami yaitu memperluas basis investor domestik khususnya generasi milenial. Syukurnya jumlah investor baru dan investor milenial pun bertambah,” tutur Luky, Rabu (29/1).
DJPPR mencatat, terjadi peningkatan jumlah investor milenial pembeli SBN ritel dari 27.844 milenial yang membeli SBN ritel selama 2018, menjadi 45.212 milenial pada akhir tahun 2019. Secara komposisi, persentase milenial yg membeli SBN ritel pun meningkat, yaitu dari 33,3% di 2018 menjadi 43,1% di 2019.
Dengan kupon sebesar 6,3% (floating with floor) yang ditawarkan, Luky juga mengatakan mestinya SBR009 tetap menarik. Terutama dengan melihat kondisi makroekonomi dan keuangan domestik saat ini, serta tren penurunan suku bunga acuan.
Adapun, Luky menargetkan penjualan SBR009 hingga akhir masa penawaran pada 13 Februari mendatang bisa mencapai Rp 2 triliun. “Targetnya masih relatif sama,” pungkasnya.
Sementara secara keseluruhan, pemerintah mematok target penjualan SBN Ritel sepanjang tahun ini sebesar Rp 50 triliun. Target tersebut hampir sama dengan realisasi penerbitan SBN Ritel yang dilakukan tahun lalu yaitu sebesar Rp 49,89 triliun.
Sejauh ini, pemerintah sudah menjadwalkan enam kali penerbitan SBN Ritel yang terdiri dari Saving Bond Ritel (SBR), Obligasi Negara Ritel (ORI), Sukuk Ritel (SR), dan Sukuk Tabungan (ST). Penerbitan SBN Ritel terbagi masing-masing tiga kali pada paruh pertama dan paruh kedua di tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News