Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan menyusun roadmap soal ekonomi syariah Indonesia. Roadmap itu ditujukan untuk mendorong ekonomi syariah dalam negeri sebagai pusat ekonomi islam dunia.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang P.S Brodjonegoro mengatakan, sejatinya roadmap ini nantinya akan menjadi pedoman pemerintah dalam menggeliatkan industri syariah/halal. Caranya, dengan memperkuat sektor riil dari industri syariah itu sendiri.
Sebab, diakui Bambang, saat ini perkembangan industri syariah di Indonesia masih berfokus kepada sektor keuangannya saja. Padahal, sektor keuangan tidak bisa berkembang maksimal jika sektor riil-nya masih loyo.
Makanya itu, untuk memperkuat sektor riil, pemerintah berupaya menggeser posisi Indonesia dari pasar konsumen menjadi pasar produsen ekonomi syariah dunia. "Hal itu merupakan target jangka pendek dari (road map) industri halal," ungkapnya di kantornya, Rabu (25/7).
Bambang menjelaskan, perbandingan antara penduduk Indonesia dengan existing condition baik di sektor riil maupun keuangan terlihat gap yang sangat besar.
"Sehingga akhirnya Indonesia itu lebih menjadi market atau saya ambil contoh sebagai net consumer. Padahal seharusnya dengan posisi market seperti itu kita harusnya menjadi net producer," jelas dia.
Apalagi, 85% penduduk Indonesia merupakan muslim. Itu merupakan modal yang sangat cukup untuk menggeser posisi Indonesia menjadi pasar produsen terhadap ekonomi Islam di dunia. Lalu masalahnya, kenapa Indonesia masih menjadi konsumen?.
Bambang bilang, hal itu karena belum ada koordinasi yang jelas mengenai pengembangan industri. Dapat dibilang baik sektor riil dan keuangan masih berjalan sendiri-sendiri.
"Di mana pengusaha yang ingin mengembangkan halal industri berupaya semaksimal mungkin, tapi kalau tidak ada dukungan yang terorganisasi maka sulit untuk kita menjadi net producer," lanjut dia.
Untuk itu, pemerintah akan memperkuat sektor barang dan jasa berbasis syariah. Misalnya untuk barang yakni berupa busana muslim, makanan, minuman, farmasi, pariwisata dan kosmetik.
Bambang memberi contoh untuk kosmetik halal yang saat ini memiliki pasar yang besar mayoritas masih impor dari Korea dan Jepang.
Untuk itu perlu disiapkan pesaing dari dalam negeri yang nantinya bisa membuat dan memperkuat posisi kita sebagai pasar produsen. Dengan kata lain, pemerintah akan meningkatkan ekspor untuk produk-produk halal.
Dengan begitu, kata Bambang, hal tersebut bisa mengatasi defisit transaksi berjalan dalam neraca perdagangan.
Sekadar tahu saja, roadmap ini akan disusun oleh Komite Nasional Keuangan Syariah di Bappenas dan ditargetkan bisa keluar pada akhir tahun ini atau awal tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News