kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Pemerintah sulit penuhi kebutuhan beras domestik


Rabu, 06 Mei 2015 / 20:13 WIB
Pemerintah sulit penuhi kebutuhan beras domestik
ILUSTRASI. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) akan membangun pabrik chlor alkali dan ethylene dichloride. (KONTAN/Muradi)


Reporter: Handoyo | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Lampu kuning bagi petani beras dalam negeri. Berdasarkan hasil analisis Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan (BP2KP) Kementerian Perdagangan (Kemdag), secara matematis pemerintah sulit memenuhi kebutuhan beras dalam negeri bila mengandalkan suplai dari dalam negeri.

Peneliti BP2KP Kemdag Miftah Farid mengatakan, berdasarkan hasil analisa yang dilakukan, Bulog tidak melakukan pengadaan beras dari impor bila produksi beras nasional naik 5,03% setiap tahunnya dan persentase pengadaan beras dari dalam negeri oleh Bulog mencapai lebih 8% dari produksi beras nasional.

Farid bilang, persentase pengadaan beras dari dalam negeri oleh Bulog terhadap produksi beras nasional akan mencapai lebih 8% jika produksi beras nasional naik sebesar 5%. "Padahal target produksi beras nasional tahun 2015 hanya naik 3,84%," kata Miftah, Rabu (6/5).

Sekedar catatan saja, tahun 2014 lalu produksi beras nasional mencapai 70,8 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Sementara itu target produksi beras pada tahun ini sebesar 73,7 juta ton (GKG).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×