kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Pemerintah Sudah Impor Beras 567.220 Ton Pada Maret 2024


Senin, 22 April 2024 / 16:34 WIB
Pemerintah Sudah Impor Beras 567.220 Ton Pada Maret 2024
ILUSTRASI. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia sudah melakukan Impor beras sekitar 567.220 ton pada Maret 2024. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/rwa.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia sudah melakukan Impor beras sekitar 567.220 ton pada Maret 2024. Nilai impor tersebut mencapai mencapai US$ 371,60 juta.

Adapun volume impor beras ini meningkat dari Februari 2024 sebesar 29,29% month to month (mtm). Sedangkan secara tahunan meningkat tajam sebesar 921,51% year on year (yoy).

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan, mayoritas impor beras Indonesia ini berasal dari Vietnam sebesar 286.260 ton, Thailand 142.650 ton, Myanmar 76.610 ton, Pakistan sebanyak 61.570 ton, dan India sebesar 100 ton.

“Untuk beras negara asal impor utamanya berasal dari Vietnam, Thailand, dan Myanmar,” tutur Amalia dalam konferensi pers, Senin (22/4).

Baca Juga: Harga Beras Thailand Naik, Didorong Kuatnya Permintaan dari Indonesia

Adapun sejak Januari hingga Maret 2024 pemerintah sudah melakukan impor beras sebesar 1,44 juta ton.

Impor tersebut paling banyak dari Myanmar sebesar 654.400 ton, Thailand sebesar 358.600 ton, dan dari Pakistan sebesar 224.800 ton.

Untuk diketahui, tahun ini Pemerintah memutuskan untuk menambah kuota impor beras sebanyak 1,6 juta ton pada tahun ini. Dengan demikian total penugasan impor beras Bulog tahun ini mencapai 3,6 juta ton.

Direktur Impor Kementerian Perdagangan Arif Sulistiyo mengatakan, penambahan impor ini digunakan untuk keperluan umum dan telah diputuskan dalam rakortas Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sejak awal Februari lalu.

"Tambahan untuk keperluan umum 1,6 juta ton diputuskan di Rakortas 5 Februari lalu," jelas Arief dalam Rakor Pengendalian Inflasi, Senin (26/2).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×