CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Pemerintah siapkan Rp 42,07 triliun untuk dukung BUMN terdampak pandemi covid-19


Kamis, 11 Juni 2020 / 17:59 WIB
Pemerintah siapkan Rp 42,07 triliun untuk dukung BUMN terdampak pandemi covid-19
ILUSTRASI. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenekeu Febrio Nathan Kacaribu


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memberikan urgensi dukungan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) agar dapat bertahan di masa pandemi Covid-19.

Adapun total anggaran PEN melalui BUMN yang dialokasikan oleh pemerintah adalah sebesar Rp 42,07 triliun.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu menjelaskan, dampak pandemi Covid-19 memberikan kepada BUMN melalui dua sisi, yaitu dari sisi demand dan sisi supply.

Baca Juga: Pelaku industri akan dapat subsidi listrik, butuh stimulus Rp 1,85 triliun

"Dampak pandemi dari sisi supply atau penawaran adalah membuat pasokan baku terganggu dan supply tidak terserap. Lalu, dampak dari sisi demand atau permintaan adalah mengakibatkan penurunan daya beli sejalan dengan penurunan permintaan yang mengakibatkan penjualan menurun drastis," ujsr Febrio di dalam keterangan tertulis, Kamis (11/6).

Selain itu, dari sisi operasional perusahaan BUMN telah mengurangi aktivitas mereka dengan melakukan pembatasan, bahkan penghentian operasional. Padahal, ada juga peran BUMN yang diperlukan untuk penanggulangan Covid-19.

Kemudian, dari sisi finansial BUMN juga tidak kebal terhadap penunggakan pembayaran kepada vendor apalagi yang sudah terikat kontrak. Maka dari itulah terjadi kenaikan eksposur pinjaman yang mengakibatkan penurunan likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas.

Baca Juga: Menperin beberkan stimulus tambahan bagi sektor industri terdampak pandemi Covid-19



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×