kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Pemerintah Siapkan 660.000 Ton Beras untuk Bantuan Pangan Hingga Desember 2024


Minggu, 30 Juni 2024 / 14:01 WIB
Pemerintah Siapkan 660.000 Ton Beras untuk Bantuan Pangan Hingga Desember 2024
ILUSTRASI. Pemerintah telah memutuskan untuk melanjutkan program bantuan pangan (banpang) beras hingga Desember 2024. ANTARA FOTO/Henry Purba/agr/nym.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah memutuskan untuk melanjutkan program bantuan pangan (banpang) beras hingga Desember 2024. Program ini akan menyasar 22.004.077 Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Arief Prasetyo Adi, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), mengungkapkan bahwa program banpang beras menggunakan beras berkualitas dari Bulog dan akan terus berlanjut setelah Juni ini. Penyaluran bantuan akan dilakukan pada bulan Agustus, Oktober, dan Desember.

Arief menegaskan bahwa bantuan pangan beras ini tidak akan berdampak pada inflasi pangan, terutama terkait kenaikan harga beras. Sebaliknya, bantuan pangan beras terbukti efektif sebagai bantalan ekonomi bagi masyarakat berpendapatan rendah.

Baca Juga: Kementan Optimistis Capai Target Pembentukan 320.000 Petani Muda Hingga 2025

"Total beras yang disiapkan untuk kelanjutan bantuan pangan hingga Desember adalah 220.000 ton, dikali tiga kali penyaluran menjadi 660.000 ton," ujar Arief kepada Kontan.

Beras yang disalurkan berasal dari stok Bulog, yang saat ini mencapai 1,7 juta ton secara nasional.

Arief juga menyoroti pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar dan terus mendorong peningkatan produksi dalam negeri. Dia menekankan pentingnya menjaga produksi dalam negeri agar dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dalam negeri dan bahkan melakukan ekspor saat ada kelebihan produksi.

"Kita siapkan untuk produksi dalam negeri, kalau kita kelebihan pun kita bisa ekspor. Jadi kalau menyikapi currency rate yang tinggi, maka ini waktunya produksi dalam negeri," tutur Arief.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×