kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah siap tambah utang Rp 27 triliun lagi


Jumat, 29 April 2016 / 06:15 WIB
Pemerintah siap tambah utang Rp 27 triliun lagi


Reporter: Adinda Ade Mustami, Asep Munazat Zatnika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pemerintah menyiapkan tambahan utang untuk menambal pelebaran defisit anggaran negara tahun ini. Tambahan utang itu menjadi skenario perubahan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2016.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, pelebaran defisit menjadi salah satu risiko fiskal pada tahun ini. Penyebabnya ialah penerimaan pajak yang rendah. Kemungkinan kecilnya penerimaan pajak tahun ini didasarkan pada capaian penerimaan pajak tahun lalu yang hanya Rp 1.060,8 triliun atau 82% dari target.

Risiko pelebaran defisit semakin besar karena harga minyak mentah pada tahun ini masih rendah, sekitar US$ 30–US$ 31 per barel. Perkiraan tersebut lebih rendah dibanding dengan asumsi harga minyak dalam APBN 2016 sebesar US$ 50 per barel.

Dengan kondisi itu, maka pemerintah memperkirakan adanya pelebaran defisit anggaran maksimal, hingga 2,5% dari produk domestik bruto (PDB). Dengan perkiraan pelebaran defisit mencapai angka tersebut, pemerintah harus menambah pembiayaan hingga Rp 46 triliun.

Suahasil mengatakan, pemerintah telah menyiapkan tambalan dana pelebaran defisit sebesar Rp 19 triliun dari sisa anggaran lebih (SAL) tahun lalu. "Sisanya Rp 26 triliun sampai Rp 27 triliun diambil dari pasar," kata Suahasil, dalam acara peluncurun buku Laporan Perekonomian Indonesia 2015, di gedung Bank Indonesia, Kamis (28/4).

Pemerintah berencana mengajukan RAPBNP 2016 pada Mei 2016. Pemerintah masih berharap akan ada tambahan penerimaan dari kebijakan Pengampunan Pajak atau tax amnesty yang saat ini masih dibahas Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Aman tambah utang

Dalam APBN 2016, pemerintah mematok defisit anggaran sebesar Rp 273,2 triliun atau 2,15% terhadap PDB. Rencananya defisit tersebut akan dipenuhi dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) dengan total gross Rp 542,2 triliun, penarikan pinjaman luar negeri Rp 75,1 triliun, dan penarikan pinjaman dalam negeri Rp 3,7 triliun.

Sampai kuartal pertama 2016, pemerintah telah menerbitkan SBN bruto sebesar Rp 262,4 triliun. Dengan demikian sisa SBN bruto yang akan diterbitkan sampai akhir tahun sebesar Rp 279,8 triliun.

Menurut Suahasil, tambahan utang sebesar Rp 26 triliun sampai Rp 27 triliun nantinya sebagian besar bersumber dari penerbitan SBN. SBN menjadi andalan karena utang dari pinjaman luar negeri memiliki keterbatasan.

Ekonom Bahana Securities Budi Hikmat menilai, rasio utang pemerintah terhadap PDB masih aman dibandingkan negara lain. Persepsi pasar juga masih positif karena arus modal asing masih masuk (capital inflow). Per akhir Maret 2016, capital inflow ke tercatat US$ 4,9 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×