kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemerintah perkirakan ekonomi masih akan melambat


Minggu, 05 Januari 2014 / 17:25 WIB
Pemerintah perkirakan ekonomi masih akan melambat
ILUSTRASI. Manfaat Mengonsumsi Pakcoy


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Kementerian Keuangan memperkirakan pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun 2014 bisa mencapai 5,7%. Jika dibandingkan dengan proyeksi pertumbuhan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2013 perkiraan realisasi tersebut lebih rendah. Dalam APBN-P, pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi berada di level 6,3%.

Menurut Menteri Keuangan M. Chatib Basri, pelambatan tersebut diperkirakan masih akan terjadi dikarenakan pertumbuhan ekonomi global yang juga diperkirtakan melambat. Penyebab lainnya adalah harga komoditas dunia yang masih akan turun.

Selain faktor global, berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) dan pemerintah juga memiliki andil terhadap pelambatan ekonomi. Misalnya saja kenaikan tingkat suku bunga acuan, alias BI rate dan kenaiakan batas Loan To Value (LTV) rasio telah menekan investasi tahun ini. “Investasi tahun ini akan melambat,” ujar Chatib Jumat (5/1) di Jakarta.

Chatib juga bilang potensi pelambatan bisa berlanjut di tahun 2014 bila harga komoditas masih rendah, hal itu menyebabkan nilai ekspor juga sulit meningkat. Apalagi pemerintah masih berupaya untuk menekan impor, supaya target defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficits di bawah 3% di tahun 2014 tercapai.

Pemerintah mengaku cukup optimis target tersebut bisa dicapai bila berkaca pada kondisi saat ini dimana neraca perdagangan November 2013 kembali surplus. Dengan neraca perdagangan yang surplus, artinya impor mengalami penurunan, di sisi lain ekspor mengalami peningkatan.

Meski demikian pemerintah mengaku tak terlalu risau jika pertumbuhan melambat, asalkan masih di atas 5,5%. Karena dengan tingkat pertumbuhan sebesar itu, tidak akan mengganggu produktifitas industri, sehingga jumlah tenaga kerja yang di rumahkan bisa dijaga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×