kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah Optimistis Pertumbuhan Ekonomi pada 2023 Capai 5,9%


Selasa, 02 Agustus 2022 / 18:27 WIB
Pemerintah Optimistis Pertumbuhan Ekonomi pada 2023 Capai 5,9%
ILUSTRASI. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. Pemerintah Optimistis Pertumbuhan Ekonomi pada 2023 Capai 5,9%.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ekonomi global masih menghadapi berbagai tantangan dan ketidakpastian. Tekanan inflasi global terus meningkat seiring dengan tingginya harga komoditas akibat berlanjutnya gangguan rantai pasok.

Meski begitu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan berada pada kisaran 5,3% hingga 5,9%.

Sementara itu, pada tahun ini Airlangga meramal inflasi akan tetap berada pada kisaran 5% hingga 5,2%. Hal tersebut dikarenakan perekonomian Indonesia masih diselimuti ketidakpastian global.

"Proyeksi pertumbuhan ekonomi kita di 2022 ini masih optimis di 5,2% dan diharapkan di 2023 kita bisa tingkatkan antara 5,3% hingga 5,9%," ujar Airlangga dalam webinar Mid Year Economic Outlook 2022, Selasa (2/8).

Baca Juga: Ekonomi Global Tak Pasti, Pemerintah Yakin Ekonomi RI Bisa Tumbuh 5,2%

Ia mengatakan, dalam hal ini ada beberapa hal yang menjadi perhatian pemerintah, yaitu pengendalian pandemi, kebijakan ekonomi fiskal dan moneter juga terkait penciptaan lapangan kerja.

"Beberapa hal yang kita lihat emerging market masih tumbuh 4,2%. Pertumbuhan Indonesia relatif masih baik, World Bank sendiri masih memproyeksikan pertumbuhan kita masih 5,2%, sedangkan IMF lebih tinggi di 6%," katanya.

Lebih lanjut optimisme peluang pertumbuhan ekonomi yang meningkat adalah penanganan pandemi Covid-19 yang saat ini dinilai lebih baik jika dibandingkan dengan negara lain.

Hal ini dilihat dari jumlah kasus positif di Indonesia yang hanya sebesar 5.000 orang, lebih rendah dibandingkan negara lain, seperti Jepang, Amerika Serikat (AS), dan negara Eropa.

"Bandingkan dengan Jepang yang sudah di atas 100.000, AS sendiri di atas 120.000, negara-negara Eropa Prancis di atas 90.000 seven days moving average," katanya.

Baca Juga: Dirjen Pajak Beberkan Bukti Perekonomian Indonesia Bergeliat pada Semester I 2022

Oleh karena itu, kata Airlangga, jika secara global maka Indonesia relatif baik ketimbang negara lainnya. Selain itu, juga ketiban untung dari kenaikan harga komoditas, mengingat Indonesia merupakan negara eksportir.

Namun, Airlangga mengatakan bahwa Indonesia masih akan menghadapi sejumlah tantangan dalam mengejar target pertumbuhan ekonomi tersebut, yakni munculnya varian covid baru sehingga belum diketahui kapan berakhirnya pandemi Covid-19.

"Kemudian timbulnya persoalan geopolitik ke depan, perubahan iklim. Dan kita lihat juga kenaikan suku bunga seberapa jauh itu akan bertransmisi ke dalam negeri," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×