Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Pemerintah optimistis pertumbuhan investasi pada 2014 akan berada di kisaran 5,5-6%, dengan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 1,4%-1,5%.
Kepala Pusat Kebijakan Pendapatan Negara dan Kepala Pusat Kebijakan Kerja Sama Internasional Kementerian Keuangan, Andin Hadiyanto, melalui akun twitter Kementerian Keuangan @kementerianRI, Jumat (10/1) pagi menyebutkan, target ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan capaian tahun 2013 yang hanya sebesar 4,9 persen
Andin yang kini menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu meyakini, peningkatan dari sisi laju pertumbuhan investasi akan berpengaruh positif pada perbaikan Pembentukan Modal Tetap Bruto tahun ini.
Perbaikan investasi ini, kata Andin, terjadi karena mulai menggeliatnya ekonomi global dam membaiknya ekonomi dalam negeri, meskipun peningkatannya tidak terlalu besar.
"Kita juga ada perbaikan di sisi iklim investasi dan revisi Daftar Negatif Investasi, serta relaksasi tax holiday maupun tax allowance," kata Andin, seperti dikutip dari situs resmi Setkab RI.
Pertumbuhan Investasi
Sebelumnya Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar memperkirakan pertumbuhan investasi pada 2014 dapat mencapai 15 persen meskipun pertumbuhan ekonomi diprediksi masih mengalami perlambatan.
"Saya tetap tidak bergerak dari keyakinan kalau pertumbuhan 15 persen saja pasti bisa, tapi tetap saya berupaya untuk bisa lebih dari itu," kata Mahendra di Jakarta, Rabu (8/1) lalu.
Mahendra mengatakan peningkatan investasi tersebut kemungkinan berasal dari industri hilirisasi atau pengolahan bahan mineral tambang, dengan perkiraan Undang-Undang Minerba mulai berjalan efektif mulai tahun depan.
"Bisa semua sektor, tapi mulai dari kemungkinan kita selesai baik dengan penerapan UU Minerba. Itu berarti investasi besar di pemrosesan tambang, lalu bergerak pada metal dasar atau kimia dasar yang bisa diolah lagi," katanya.
Ia juga mengharapkan penanaman modal dalam negeri pada tahun depan mencapai 40 persen dari keseluruhan nilai investasi di Indonesia atau mendekati total nilai penanaman modal asing yang saat ini masih mendominasi portofolio investasi.
"Untuk 2014 mudah-mudahan mendekati 40 persen dari total. Karena kalau sekarang penanaman modal dalam negeri masih sepertiganya," ujarnya.
Selain itu, Mahendra mengingatkan pentingnya untuk mendorong investasi yang memberi nilai tambah untuk memperkuat struktur ekonomi karena dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya saing.
"Saya melihatnya betul kita harus dorong investasi, termasuk dalam kaitan menjaga neraca pembayaran yang semakin sehat dan stabilitas keuangan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News