Reporter: Adi Wikanto, Tedy Gumilar | Editor: Edy Can
JAKARTA. Untuk menekan kasus ledakan tabung elpiji yang dari tahun ke tahun yang terus meningkat, pemerintah akan meminta PT Pertamina menambahkan zat pembau pada gas yang mereka jual.
Menurut Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, dengan tambahan zat pembau tersebut, warga pengguna tabung elpiji dapat lebih peka ketika terjadi kebocoran gas. "Ini menjadi semacam early warning system atau peringatan dini," katanya, akhir pekan lalu.
Selain itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh mengatakan, pemerintah juga akan lebih gencar menggelar sosialisasi cara menggunakan elpiji yang aman, mulai dari melalui media cetak dan elektronik, panggung gembira, talk show, penyuluhan, hingga layanan pengaduan.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral juga mengeluarkan Pedoman Penggunaan LPG 3 Kg yang dapat diakses di situs mereka: www.esdm.go.id. Misalnya, meletakkan tabung di ruangan dengan sirkulasi dan ventilasi udara yang baik. Lalu, jika tercium bau gas, lepas regulator dan bawa tabung ke tempat yang terbuka.
Tak cuma itu, Darwin bilang, kementeriannya juga akan meningkatkan pengawasan penyalahgunaan tabung elpiji dengan menggandeng Kepolisian RI (Polri). "Hal ini dilakukan untuk meningkatkan penegakkan hukum terhadap pelaku kriminal seperti pengoplosan elpiji bersubsidi," ujar dia.
Meski banyak tabung yang meledak, Darwin menegaskan, program konversi minyak tanah ke gas tidak akan berhenti. "Program konversi saat ini sudah hampir 90% dan mungkin kami akan segera menuntaskan program tersebut," tegas Darwin.
Tapi, ledakan tabung gas yang marak terjadi belakangan ini membuat program konversi gas berjalan lambat. Hingga Juni 2010 lalu, Pertamina hanya mampu menyalurkan paket tabung berikut kompor sebesar 13% atau sekitar 1,27 juta paket dari target tahun ini yang mencapai 9,4 juta paket. "Akumulasi penyaluran tabung gas hanya 44,67 juta dan memang pada tahun ini distribusi berjalan lambat," ujar Kusnendar, Ketua Tim Program Konversi Minyak Tanah ke Gas.
Vice President Communication Corporate Pertamina Basuki Trikora Putra menjelaskan, sejak akhir Juni 2010 lalu, perusahaannya sudah melakukan penambahan komposisi ethyl merchaptan sebagai zat pembau pada elpiji. Meski menambah biaya produksi, Pertamina belum berencana untuk mengajukan kenaikan harga jual elpiji. "Penambahan biaya dalam struktur harga ini masih dapat ditangani Pertamina dan tidak secara otomatis mengubah kebijakan harga," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News