kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Pemerintah menyiapkan dana Rp 15 triliun per tahun untuk kebutuhan riset hilirisasi


Minggu, 15 Desember 2019 / 13:42 WIB
Pemerintah menyiapkan dana Rp 15 triliun per tahun untuk kebutuhan riset hilirisasi
ILUSTRASI. Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro menyampaikan paparan saat rapat kerja bersama Komisi VII DPR di kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (26/11/2019).


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - BANDUNG. Pemerintah lewat Kemeterian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek) telah menyiapkan dana Rp 15 triliun setiap tahunnya untuk kebutuhan penelitian dan pengembangan atau riset hilirisasi. 

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro menyatakan total anggaran riset antara Rp 10 triliun hingga Rp 15 triliun per tahun. "Tapi tentunya kebutuhan dana tersebut ada riset di tingkat dasar ada juga yang inovasi," kata Bambang, Kamis (12/12). 

Baca Juga: Industri telekomunikasi harus bisa mengalap berkah dari teknologi 5G

Bambang mengungkapkan ingin mendorong inovasi dengan tidak mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sebab katanya inovasi idealnya dari swasta.

Bambang mengungkapkan saat ini kontribusi swasta ke area riset dan inovasi baru 9% dan porsi negara masih terlalu besar. Padahal membandingkan di negara ASEAN lainnya, porsi swasta bahkan sampai 60%. Bambang bilang, tugas terbesar saat ini adalah meningkatkan peran swasta dan mengubah komposisi ini. 

Baca Juga: Asyik! Ilmuwan berhasil ciptakan detektor norovirus yang murah

Nah, di 2020 mendatang pemerintah sudah membuat sembilan bidang fokus untuk dilakukan riset dan inovasi. Di antaranya, pangan, energi, kesehatan obat, transportasi, produk rekayasa keteknikan, kemaritiman, dan lainnya. 

Bambang menyatakan butuh kerja sama yang baik antara pemerintah dengan perguruan tinggi yang diharapkan bisa memunculkan inovasi yang bisa dikomersialisasikan.

Ada tiga pilar yang harus ada dalam penemuan. Pertama, tepat guna untuk menjawab permasalahan umum. Kedua, menciptakan nilai tambah dari sumber daya alam atau hilirisasi. Ketiga, temuan yang bisa menciptakan substitusi impor atau meningkatkan konten lokal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×