CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.886   12,00   0,08%
  • IDX 7.146   -68,25   -0,95%
  • KOMPAS100 1.093   -9,22   -0,84%
  • LQ45 872   -3,69   -0,42%
  • ISSI 215   -2,97   -1,36%
  • IDX30 447   -1,32   -0,29%
  • IDXHIDIV20 540   0,18   0,03%
  • IDX80 125   -1,00   -0,79%
  • IDXV30 135   -0,24   -0,18%
  • IDXQ30 149   -0,23   -0,16%

Pemerintah larang impor bibit itik dari Australia


Jumat, 14 Desember 2012 / 19:29 WIB
Pemerintah larang impor bibit itik dari Australia
Promo J.CO terbaru di September 2021, beli JCO Eggs Benedict dan gratis Iced Lemon Tea atau Americano.


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Edy Can

JAKARTA. Pemerintah melarang impor day old duck (DOD) alias bibit itik dari Australia. Alasannya karena ancaman virus avian influenza atau H5N1 di Australia.

Menteri Pertanian Suswono mengaku akan mengeluarkan peraturan menteri untuk pelarangan impor bibit itik dari Negeri Kangguru itu. Menurutnya, larangan itu akan berlaku hingga Australia benar-benar bebas dari virus flu burung itu.

Asal tahu saja, pemerintah Australia telah mematikan sekitar 24.000 itik yang terinfeksi virus flu burung. Virus ini diklaim sebagai berpatongen rendah.

Teliti varian baru

Pemerintah juga mengkaji varian virus flu burung yang terjadi di Jawa Timir. Ini lantaran varian virus ini berbeda dengan sebelumnya. Pemerintah akan menggandeng World Heath Organization (WHO) dan Food Agriculturure Organization (FAO).

Catatan saja, virus flu burung yang menyerang ribuan itik di Jawa Timur beberapa pekan lalu berasal dari virus H5NI yang tergolong Highly Pathogenic Avian Influenza (HPA) yang memiliki Clade 2.3.2. Virus ini menyebabkan tingkat kesakitan dan kematian yang cukup tinggi pada itik.

Berdasarkan data Bbvet Wates dan laporan kematian pada pengantar sampel itik diperoleh data rata-rata kematian itik adalah 39,9% dengan persentase terendah 8,3 % dan kematian tertinggi mencapai 100,0%.

Ini adalah virus yang sama dengan jenis berbeda yang menjadi endemis pada tahun 2003, yakni Clade 2.1 sub Clade 2.1.3 yang menyerang ayam dan menyebabkan kematian pada manusia.

Sampai saat ini belum ditemukan serangan virus ini pada manusia. Terkait wabah ini, Kementerian Pertanian masih memproses Permentan mengenai importasi produk dan pakan unggas dari Australia.

Pemerintah juga telah menyiapkan dana kompensasi yang akan diberikan kepada peternak yang terkena depopulasi jika  flu burung yang menyerang ribuan itik di beberapa daerah dinyatakan sebagai bencana nasional. "Kalau sudah dalam kategori bencana, kita sudah punya cadangan dana," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×