kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah Komitmen Lanjutkan Pengembangan Food Estate


Senin, 29 Agustus 2022 / 19:26 WIB
Pemerintah Komitmen Lanjutkan Pengembangan Food Estate
ILUSTRASI. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di Istana Kepresidenan,?Selasa (14/6/2022).


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berkomitmen melanjutkan pengembangan food estate. Hal ini sebagai salah satu upaya menjaga ketahanan pangan nasional.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Ali Jamil mengatakan, pemerintah berkomitmen untuk melanjutkan pengembangan food estate sepanjang ada alokasi anggarannya.

Ia menyebut, adanya food estate dapat menjadi salah satu upaya menjaga ketahanan pangan nasional.

Ali menyebut, komoditas yang dikembangkan dalam food estate bisa beragam. Seperti tanaman pangan, hortikultura dan lainnya.

Lebih lanjut, Ali mengatakan, pihaknya belum mengetahui berapa alokasi anggaran pengembangan food estate tahun 2023. Sebab, masih dalam proses pembahasan anggaran.

"Sementara ini untuk tahun depan saya belum tahu karena kita masih berjuang," ujar Ali, Senin (29/8).

Baca Juga: Jokowi Harapkan Penggunaan Alsintan Modern Mampu Tekan Food Loss

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Kementan akan menjaga neraca ketersediaan dan produktivitas pangan. Terkait harga, Syahrul menyebut secara umum dinamika harga bagian dari proses perjalanan sampai ke pasar.

"Kementan bertanggung jawab produktivitas. Dinamika harga komoditi pertanian selalu fluktuatif sesuai kebutuhan yang ada," ucap Syahrul.

Syahrul juga menyebut, alokasi pangan diprioritaskan untuk kebutuhan dalam negeri. Misalnya, Syahrul mengatakan, sesuai arahan presiden, Indonesia tidak akan melakukan ekspor beras untuk memprioritaskan kebutuhan dalam negeri dan mengantisipasi krisis pangan global.

"Presiden mengarahkan ketersediaan dalam negeri harus diutamakan. Kalau kita merasa aman, baru kita ekspor," ujar Syahrul.

Berdasarkan Buku II Nota Keuangan dan RAPBN TA 2023, anggaran ketahanan pangan dalam RAPBN tahun anggaran 2023 mencapai Rp 94,98 triliun.

Beberapa target output strategis bidang ketahanan pangan pada tahun 2023 adalah sebagai berikut:

(1) kawasan Padi/Fasilitas Penerapan Budidaya Padi seluas 229.800 Ha;

(2) kawasan Jagung/Fasilitas Penerapan Budidaya Jagung seluas 40.000 Ha;

(3) kawasan Kedelai/Fasilitas Penerapan Budidaya Kedelai seluas 150.000 Ha;

(4) kawasan Bawang Merah seluas 5.000 Ha;

(5) optimalisasi Reproduksi sebanyak 4.000.000 akseptor;

(6) bantuan alat penangkap ikan ramah lingkungan sebanyak 9.275 unit;

(7) benih dan calon induk ikan yang disalurkan kepada masyarakat sebanyak 118 juta ekor;

(8) bantuan sarana chest freezer (peti beku) 300 unit;

(9) pembangunan bendungan lanjutan sebanyak 22 unit dan bendungan baru sebanyak 7 unit;

(10) pembangunan/peningkatan jaringan irigasi seluas 6.900 Ha oleh pusat dan 48.564 Ha oleh daerah;

(11) rehabilitasi jaringan irigasi seluas 98.700 Ha oleh pusat dan 111.647 Ha oleh daerah;

(12) pembangunan jalan pertanian 2.589 unit;

(13) pembangunan olahan pakan ternak 495 unit;

(14) pembangunan/rehabilitasi sarana dan prasarana 53 pelabuhan perikanan;

(15) pembangunan/rehabilitasi 97 unit pembenihan; dan

(16) dana ketahanan pangan dan pertanian untuk 1.255 kelompok masyarakat.

Baca Juga: Dukung Food Estate di Gresik, Kementerian PUPR Rampungkan Lumbung Air Sukodono

Melalui upaya pencapaian target output strategis tersebut, Pemerintah berharap dapat menjaga nilai tukar petani (NTP) dan nilai tukar nelayan (NTN) masing-masing pada kisaran 105?107 dan 107?108 pada tahun 2023.

Perkembangan alokasi anggaran transfer ke daerah (TKD) turut memberikan dukungan dalam program ketahanan pangan. Salah satunya melalui DAK Fisik Tematik Pengembangan Food Estate dan Tematik Penguatan Kawasan Sentra Produksi (Pertanian, Perikanan dan Hewani) yang di dalamnya terdiri dari bidang pertanian, bidang kelautan dan perikanan, bidang irigasi, bidang kehutanan, dan bidang jalan.

Tematik ini bertujuan untuk memfasilitasi dan mendukung pengembangan Food Estate dan daerah pendukungnya serta kawasan sentra produksi pangan secara terintegrasi hulu-hilir dalam rangka penguatan ketahanan pangan dan pemulihan ekonomi nasional.

Selain itu tematik ini juga bertujuan untuk meningkatkan kepemilikan dan kapasitas daerah dalam pengembangan Food Estate dan daerah pendukungnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×