kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.932   28,00   0,18%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Pemerintah: Isu kudeta sudah terdengar sejak sepuluh hari lalu


Rabu, 23 Maret 2011 / 14:45 WIB
Pemerintah: Isu kudeta sudah terdengar sejak sepuluh hari lalu
ILUSTRASI. Warga mencari informasi tentang pendaftaran program Kartu Prakerja gelombang kedua di Jakarta, Senin (20/4/2020). Pemerintah membuka gelombang kedua pendaftaran program yang bertujuan memberikan keterampilan untuk kebutuhan industri dan wirausaha itu mula


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pemerintah mengaku sudah mendengar soal pemberitaan dari salah media asing Al Jazeera yang menyebutkan bahwa ada sejumlah purnawirawan jenderal berencana menggulingkan Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Saya mendengar berita dan informasi itu sepuluh hari lalu. Tanya mereka, jangan ke saya. Jangan saya yang menanggapi," kata Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Djoko Suyanto, Rabu (23/3).

Menurutnya, pemberitaan ini hanya mengada-ada. Pasalnya, sejauh ini pemerintah sudah mengembangkan demokrasi. “Ya, aya aya wae lah. Kita kan sudah mengembangkan demokrasi di negara kita. Tahapan demokrasi sudah ditentukan dan itu diatur oleh undang-undang. Kesepakatan kita dalam meneruskan tahapan-tahapan demokrasi dengan DPR melalui platform politik. Ya kita ikuti saja tahapan demokrasi itu. Demokrasi kita menuju kematangan. Jadi, kalau disana sini masih ada yang kurang kita ikuti proses itu,” ujarnya.

Seperti diketahui, Al Jazeera melaporkan sejumlah jenderal purnawirawan diam-diam mendukung kelompok garis keras untuk menghasut kekerasan agama di Indonesia. Tujuannya adalah untuk menggoyang kekuasaan SBY. SBY dianggap terlalu lemah dan terlalu reformis.

Koresponden Al Jazeera di Jakarta Langkah Vassen yang mengutip keterangan Ketua Gerakan Reformasi Islam Chep Hernawa mengatakan, masalah Ahmadiyah muncul karena ketidaksukaan para purnawiranan jenderal kepada SBY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×