kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Pemerintah Indonesia tengah menyiapkan opsi sanksi ke Uni Eropa


Rabu, 21 Agustus 2019 / 14:45 WIB
Pemerintah Indonesia tengah menyiapkan opsi sanksi ke Uni Eropa
ILUSTRASI. Kemendag sudah melayangkan surat keberatan ke WTO atas penerapan bea masuk produk biodiesel Indonesia.


Reporter: Markus Sumartomdjon | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - NUSA DUA. Pemerintah lewat Kementerian Perdagangan (Kemendag) sudah melayangkan surat keberatan ke World Trade Organization (WTO) atas penerapan bea masuk untuk produk biodiesel dari Indonesia ke benua biru. Saat ini Kemendag tengah menunggu balasan surat dari WTO tersebut.

“Tinggal  kami tunggu, dan ini memang butuh waktu,” kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Rabu (21/8).

Surat keberatan tersebut sebagai balasan pemerintah Indonesia terhadap apa yang dilakukan oleh Uni Eropa. Setelah itu, mulai muncul opsi untuk melakukan langkah serangan ke benua biru. Terutama untuk melihat produk-produk dari Eropa yang masuk ke pasar Indonesia, salah satunya ada produk susu.

Baca Juga: Program campuran biodiesel pemerintah bisa mengerek harga CPO

Tapi rencana ini sempat mendapat tantangan dari industri susu lokal yang salah satu sumber mendapatkan bahan baku susu dari Eropa. “Sebenarnya nilainya juga tidak terlalu besar,” kata dia tanpa merinci lebih lanjut.

Sebetulnya ada produk yang punya nilai signifikan saat diimpor dari Eropa ke Indonesia. “Yakni produk dari Airbus,” kata Enggar menyebut pembuat pesawat terbang yang berbasis di Prancis tersebut.

Baca Juga: Mahathir: Uni Eropa munafik dan menjalankan kolonialisme modern terkait CPO

Maklum, harga satu pesawat terbang terbilang besar. Dan Enggartiasto juga sudah membicarakan opsi produk Airbus ini ke salah satu pebisnis pesawat terbang di Indonesia, yakni Rudi Kirana. “Saya sempat bilang ke Pak Rusdi, bagaimana dengan produk Airbus, dan Pak Rusdi bilang, oh itu bagus," tuturnya.

Namun, Enggartiasto belum bisa memastikan apakah opsi ini bakal terlaksana atau berbentuk kebijakan yang bisa dikenakan biaya tambahan jika masuk pasar Indonesia. Selain Airbus ada juga produk lainnya yang masuk ke pasar lokal, yakni radar.

Baca Juga: RI: UE terkesan mencari kesalahan Indonesia terkait biodiesel

“Tapi itu juga masih sekadar opsi, dan kami tengah mencari cara apa yang bisa membuat radar ini kena bea masuk. Apakah dari sisi kesehatan, misalnya radar bisa mengganggu kesehatan. Ini yang akan kita masih telaah,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×