kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pemerintah: Hasil penjualan SBN 2020 bisa digunakan untuk danai PEN tahun 2021


Rabu, 30 September 2020 / 17:31 WIB
Pemerintah: Hasil penjualan SBN 2020 bisa digunakan untuk danai PEN tahun 2021
ILUSTRASI. Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menyampaikan hasil penjualan Surat Berharga Negara (SBN) pada tahun 2020 bisa digunakan untuk dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun 2021.

Hal itu disampaikan oleh Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara. Suahasil menyebut bahwa ketentuan tersebut telah ada dalam Undang Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Pemerintah dimungkinkan untuk menggunakan sisa dana penerbitan SBN tahun 2020 yang dibeli Bank Indonesia tersebut untuk membiayai PEN pada tahun 2021," ujar Suahasil yang juga Wakil Ketua Satgas PEN saat konferensi pers, Rabu (30/9).

Sebelumnya Kementeriam Keuangan dengan Bank Indonesia telah menerbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB). Dalam SKB itu BI dan pemerintah akan melakukan mekanisme burden sharing.

Baca Juga: Pemerintah optimis tahun depan pertumbuhan ekonomi bisa 5%, berikut pengungkitnya

Dimana mekanisme itu dilakukan dengan cara pembelian SBN oleh BI. Namun pembelian SBN tersebut hanya berlaku bagi SBN yang diterbitkan pada tahun 2020.

"Tentu pemerintah dan BI, kita akan terus berkoordinasi dalam hal mekanisme pelaksanaan penerbitan SBN ini untuk tahun ini dan juga untuk tahun depan," terang Suahasil.

Suahasil bilang penerbitan SBN akan tetap memperhatikan sejumlah aspek. Antara lain adalah perkembangan situasi terkini serta aspek fundamental yang memengaruhi ekonomi.

Asal tahu saja saat ini ekonomi Indonesia tengah tertekan akibat pandemi virus corona (Covid-19). Oleh karena itu anggaran dibutuhkan untuk memulihkan ekonomi Indonesia.

Berdasarkan data yang ada, pada kuartal kedua lalu pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi sebesar minus 5,32%. Indonesia dipastikan akan mengalami resesi akibat pandemi Covid-19.

Selanjutnya: Indonesia berpotensi resesi, Bahana TCW beri tiga indikator kelayakan investasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×