Reporter: Dendi Siswanto, Indra Khairuman | Editor: Noverius Laoli
Senada dengan itu, pengamat ekonomi dari Universitas Andalas (Unand), Syafruddin Karimi, menekankan bahwa pemerintah harus bergerak cepat, cerdas, dan konsisten dalam mengejar target penerimaan negara.
Salah satu strategi utama adalah memperluas basis pajak di sektor digital melalui integrasi data lintas lembaga, seperti Direktorat Jenderal Pajak, perbankan, BPJS, dan pemerintah daerah.
Selain itu, Syafruddin menyarankan agar pemerintah meninjau ulang berbagai insentif pajak yang dinilai kurang efektif. Menurutnya, belanja perpajakan yang tidak memberikan efek pengganda signifikan harus dikurangi dan dialihkan untuk memperkuat penerimaan struktural.
Baca Juga: Optimalkan Penerimaan, Ditjen Pajak Bersiap Menindak 2.000 Wajib Pajak Nakal
Ia juga mengusulkan peningkatan pajak penghasilan (PPh) orang pribadi dari kelompok berpenghasilan tinggi sebagai langkah yang moderat dan adil.
Terakhir, Syafruddin menegaskan bahwa membangun kepercayaan publik terhadap sistem perpajakan menjadi kunci utama dalam meningkatkan penerimaan negara.
Selanjutnya: Diesel Turun Harga, Cek Harganya di Pertamina, Shell, BP dan Vivo, Senin (24/3)
Menarik Dibaca: Tips Pembayaran Cerdas saat Bepergian ke Luar Negeri biar Hemat dan Aman
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News