Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lingkungan perairan termasuk lautan Indonesia dalam keadaan yang tidak baik. Menurut Jenna R. Jambeck dalam artikelnya Plastic Waste Inputs From Land Into The Ocean (2015) mengatakan, Indonesia merupakan kontributor sampah plastik ke laut terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok, dengan estimasi 0,48–1,29 juta metrik ton per tahun.
"Kondisi-kondisi seperti ini yang perlu kita kelola dengan baik, yang direfleksikan dalam langkah-langkah komunikasi, informasi, dan penyadar-tahuan atau edukasi (KIE)," ungkap Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Septriana Tangkary dalam keterangannya, Jumat (24/9).
Untuk itu, Kementerian Kominfo melakukan upaya edukasi generasi milenial, melalui Webinar Creativetalk Pojok Literasi, "Pantai Ciamik tanpa sampah plastik".
Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, KKP/Koordinator Pokja 3 Tim Pelaksana RAN PSL, Muhammad Yusuf menyebut berdasarkan laporan International Coastal Cleanup 2018, dari total sampah yang terkumpul sebesar 20.824.689 jenis sampah menyebutkan sampah puntung rokok menempati posisi pertama dengan jumlah 2.412.151.
Baca Juga: KLHK tetapkan luas PIPPIB hutan alam dan gambut menjadi 66,13 juta ha
Sementara sisanya adalah sampah pembungkus makanan dan sampah plastik berupa botol minuman, kantong keresek, sedotan plastik, wadah plastik, tutup minuman plastik dan styrofoam. "Yang harus kita lakukan dalam menangani sampah, antara lain reduce, reuse, recycle, mendukung dan turut serta dalam gerakan penghentian dan pencegahan produk-produk sekali pakai, dan perubahan mindset masyarakat bahwa laut bukan keranjang sampah, ungkap Yusuf.
Sementara Ketua Trash Hero Indonesia, I Wayan Aksara menghimbau generasi milenial untuk jangan berfikir mengelola sampah, tapi mulailah berfikir cara mengurangi sampah. "Fokus penanganan sampah sebaiknya dilakukan dari hulu agar tujuan untuk mengurangi sampah tercapai," paparnya.
"Jika masyarakat semakin sadar akan bahaya plastik dan mengurangi penggunaannya dalam kegiatan sehari-hari, maka produksi sampah pun akan semakin berkurang," lanjut dia
Di sisi lain, Ketua Umum Perempuan Indonesia Maju, Lana T Koentjoro menjelaskan bahwa peran perempuan dalam menanggulangi sampah, tentunya dimulai dari keluarga, sebagai ibu rumah tangga harus pintar dan bijak dalam mengelola sampah. Bagaimana memilah sampah, sampai dengan usaha kreatif dalam menambah pemasukan dalam rumah tangga.
Selanjutnya: Kemendikbud Ristek mencatat ada 222 guru an 156 siswa yang positif Covid-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News