Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Oleh karena itu, penyaluran bantuan melalui fintech ini dipandang perlu untuk dapat diintensifkan. “Penggunaan fintech ini dapat menjadi salah satu breakthrough dan seharusnya sudah kita kerjakan satu atau satu setengah tahun yang lalu,” tutup Yose.
Selain itu, Yose juga menyorot masalah tingkat pengangguran yang naik akibat pekerja yang dirumahkan atau di-PHK selama pandemi Covid-19. Menurut Yose, terdapat potensi pekerja yang dirumahkan tidak kembali dipekerjakan oleh perusahaan ketika kondisi kembali normal.
Perlu dipikirkan adanya suatu rehiring program yang dilakukan oleh Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker) kepada pemberi kerja. Dengan demikian, ketika perusahaan telah beroperasi secara normal, maka karyawan yang sempat dirumahkan dapat kembali dipekerjakan.
“Kemenaker tugas utamanya bukan untuk bantuan sosial, melainkan memastikan bahwa orang-orang yang dirumahkan itu bisa dipekerjakan kembali, dan ini sesuai dengan domain Kemenaker,” papar Yose.
Kemenaker dalam hal ini harus fokus mengurus para pekerja ter-PHK itu. Caranya, dapat berkolaborasi dengan dunia pendidikan, pelaku industri dan para pemain e-commerce nasional untuk mencari bentuk dan materi pelatihan yang paling dibutuhkan oleh pemakai tenaga kerja saat ini.
Baca Juga: Sri Mulyani bicara soal SKB III dan penarikan utang di pasar
Yose menjelaskan bahwa saat ini kemampuan angkatan kerja Indonesia itu sangat di bawah standar negara-negara di kawasan regional. "Baik dari sisi softskill, maupun technical skill, itu masih perlu banyak diperbaiki," ungkap Yose ketika dihubungi.
Menurutnya, pemerintah telah memberikan kepada masyarakat bantuan seperti Kartu Prakerja untuk menjawab tantangan tersebut. Ia menjelaskan bahwa pada esensinya Kartu Prakerja adalah program untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui berbagai pelatihan yang disediakan.
Walaupun terdapat insentif setelah mengikuti pelatihan, ia menegaskan bahwa Program Kartu Prakerja bukan semata program bantuan sosial.
“Program Kartu Prakerja memang seharusnya fokus pada upaya untuk meningkatkan kemampuan pesertanya dan nantinya setelah kondisi ideal, maka insentifnya ini akan dikurangi, sehingga dapat fokus kepada tujuan awalnya,” pungkas Yose.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News