kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.380.000   40.000   1,71%
  • USD/IDR 16.660   -16,00   -0,10%
  • IDX 8.522   -48,37   -0,56%
  • KOMPAS100 1.180   -7,88   -0,66%
  • LQ45 857   -6,19   -0,72%
  • ISSI 299   -0,47   -0,16%
  • IDX30 443   -3,74   -0,84%
  • IDXHIDIV20 513   -5,47   -1,05%
  • IDX80 133   -0,97   -0,73%
  • IDXV30 136   -0,47   -0,35%
  • IDXQ30 142   -1,30   -0,91%

Pemerintah Buka Peluang Inflasi 2022 Mendekati Batas Atas Kisaran Sasaran


Selasa, 26 April 2022 / 19:39 WIB
Pemerintah Buka Peluang Inflasi 2022 Mendekati Batas Atas Kisaran Sasaran
ILUSTRASI. Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir (kiri). Pemerintah Buka Peluang Inflasi 2022 Mendekati Batas Atas Kisaran Sasaran.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian masih optimistis tingkat inflasi dalam negeri akan berada di dalam kisaran sasaran 2% year on year (yoy) hingga 4% yoy. Namun, dengan kondisi terkini, pemerintah melihat inflasi akan berada di batas atas kisaran sasaran tersebut. 

“Untuk sementara proyeksi inflasi kami masih dalam kisaran sasaran, tapi mendekati batas atas (kisaran sasaran),” ujar Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir kepada Kontan.co.id, Selasa (26/4). 

Iskandar menyebut, peningkatan inflasi pada tahun ini didorong oleh peningkatan harga pangan bergejolak (volatile food) dan peningkatan kelompok transportasi seiring dengan pelonggaran mobilitas yang dilakukan oleh pemerintah. 

Baca Juga: Ekonom Bank Danamon Prediksi Inflasi pada 2022 Berpeluang Melejit di Atas Target BI

Nah, untuk menjaga inflasi berada di kisaran sasaran, Iskandar menyebut ada beberapa hal yang dilakukan oleh pemerintah.

Pertama, menjaga ketersediaan pasokan yang cukup baik itu menjelang hari raya Idul Fitri maupun setelahnya bahkan hingga akhir tahun. “Ini dengan bekerja sama dengan daerah produsen hingga melakukan impor bila barang memang tidak tersedia di dalam negeri,” kata Iskandar. 

Kedua, menjamin kelancaran distribusi barang antara lain dengan subsidi ongkos angkut.

Ketiga, keterjangkauan harga antara lain dengan operasi pasar dan meningkatkan peran Perum Bulog. 

Baca Juga: Net Buy Asing Tembus Rp 19,42 Triliun, Ini Saham yang Banyak Diborong, Selasa (26/4)

Keempat, meningkatkan komunikasi untuk menghindari konsumsi yang berlebihan dan penimbunan barang dengan bekerja sama dengan satgas pangan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×