kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah bidik 15.000 warung tradisional masuk program belanja di warung tetangga


Jumat, 03 Juli 2020 / 21:54 WIB
Pemerintah bidik 15.000 warung tradisional masuk program belanja di warung tetangga
ILUSTRASI. Pemilik warung makan melayani konsumen di sekitar kawasan perkantoran BSD Tangerang Selatan, Jumat (3/4). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan dalam program penangguhan kredit non bank untuk pelaku umkm, KUR, pelaku sektor informal dan ojek online ti


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada 2020, ditargetkan akan ada 15.000 warung tradisional yang terlibat dalam Program Belanja di Warung Tetangga.

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan, bulan Juli ini ditargetkan program tersebut akan melibatkan seribu warung tradisional. Jumlah warung tradisional di Indonesia sendiri saat ini mencapai 3,5 juta.

Baca Juga: Kemenkop apresiasi gerakan Toko BERSAMA berdayakan toko kelontong

Lebih lanjut, Ia menambahkan jika semua warung tradisional tersebut bisa modernisasi dan terlibat dalam kampanye Program Belanja di Warung Tetangga, maka akan menjadi kekuatan yang luar biasa di sektor retail.

Program Belanja di Warung Tetangga yang diinisiasi Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop dan UKM) bersama BUMN Pangan dan diluncurkan pada April 2020 lalu, diyakini mampu membuat warung atau toko tradisional bersaing dengan retail modern.

Diketahui, selama ini warung tradisional selalu kalah bersaing dengan retail modern, hal tersebut lantaran pemilik warung tradisional tidak memiliki akses membeli barang dengan harga yang kompetitif.

Baca Juga: Menurut pemerintah, ini penyebab terus bertambahnya kasus corona di Indonesia

Namun, dengan Program Belanja di Warung Tetangga, di mana melibatkan sejumlah kluster BUMN Pangan, warung-warung tersebut bisa mendapatkan akses barang yang kompetitif.

"Ditambah dengan sentuhan teknologi, warung tradisional kini memiliki daya saing tinggi," ujar Teten dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id pada Jumat (3/7).

Selain itu, Teten menyebut pelaku usaha warung tradisional tak hanya bisa berbelanja bahan sembako dengan harga kompetitif, tetapi juga dibantu dalam manajemen barang dan IT. Hal tersebut karena BUMN Pangan juga menyediakan aplikasi untuk belanja.

Kerja sama dengan sejumlah BUMN Pangan sekaligus membantu menghubungkan warung tradisional dengan platform online.

Lantaran BUMN Pangan memiliki gudang di berbagai daerah di Indonesia, kerja sama Kemenkop dan UKM dengan BUMN Pangan ini dinilai strategis. Sehingga nanti jika proyek percontohan ini berhasil akan diimplementasikan di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Momen Kepala BNPB Doni Monardo bersantai sejenak menikmati keelokan alam Banyuwangi

Saat ini Program Belanja di Warung Tetangga masuk dalam tahap uji coba. Untuk tahap awal Program Belanja di Warung Tetangga menyediakan sembako meliputi beras, telor, minyak, gula, sarden, kurma, dan tepung. Tahap selanjutnya diperluas pada kebutuhan lauk-pauk, seperti ikan maupun daging.

Teten berharap melalui program tersebut dapat dipastikan stok bahan pokok tersedia dan dekat dengan masyarakat. Sekaligus memperkuat ekonomi pelaku UMKM, khususnya warung tradisional.

“Ini juga untuk menghubungkan warung tradisional yang belum terhubung dengan platform online, sehingga mengurangi mobilitas fisik, pemesanan dan pengantaran via jasa antar,” kata Teten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×