kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Pemerintah, BI sambut rekomendasi baru JPMorgan


Senin, 16 Januari 2017 / 20:29 WIB
Pemerintah, BI sambut rekomendasi baru JPMorgan


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pemerintah menyambut baik bank asal Amerika Serikat (AS) JPMorgan Chase Bank NA yang menaikkan rekomendasi aset portofolio Indonesia dari sebelumnya underweight menjadi neutral.

November lalu, JPMorgan menurunkan rekomendasi aset portfolio Indonesia dari overweight menjadi underweight lantaran kebijakan Presiden AS terpilih Donald Trump yang bisa berdampak pada perekonomian Indonesia.

Langkah JPMorgan tersebut berlanjut pada pemutusan hubungan kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan JPMorgan hingga merevisi peraturan menteri keuangan (PMK) yang mengatur tentang dealer utama perdagangan surat utang negara (SUN).

Terkait kenaikan peringkat tersebut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyambut positif. Sayangnya ia masih enggan berkomentar banyak. "Bagus," katanya singkat usai konferensi pers terkait Panitia Seleksi (Pansel) Pemilihan Calon Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di kantornya, Senin (16/1).

Begitu juga dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. "Ya bagus lah," kata Darmin.

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, kenaikan peringkat tersebut sesuai dengan kondisi perekonomian domestik pada tahun lalu yang menjadi tahun konsolidasi baik fiskal, perbankan, maupun korporasi.

Menurut Agus, indikator ekonomi Indonesia pada tahun lalu menujukkan perbaikan, mulai dari inflasi, defisit transaksi berjalan, cadangan devisa hingga nilai tukar rupiah.

"Kalau di 2017 kita paham bahwa periode ini kita sebut sbeagai periode pemulihan. 2017 ini kita harapkan adalah kondisi pemulihan sehingga pertumbuhan ekonomi kami harapkan 5%-5,4%," kata Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×