kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah Beberkan Sejumlah Alasan Penyebab Kelangkaan Beras


Selasa, 13 Februari 2024 / 12:51 WIB
Pemerintah Beberkan Sejumlah Alasan Penyebab Kelangkaan Beras
ILUSTRASI. Petugas menata beras SPHP di salah satu pusat perbelanjaan, Jakarta, Jumat (6/10/2023). Pemerintah Beberkan Sejumlah Alasan Penyebab Kelangkaan Beras.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian buka suara terkait langkanya beras yang ada ritel beberapa waktu ini. 

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto mengatakan bahwa langkanya beras ini dipengaruhi oleh mundurnya musim tanam. 

Mundurnya musim tanam ini turut berdampak pada kondisi produksi beras pada Januari sampai Maret tahun ini. Bahkan, menurutnya produksi beras turun 37% dibandingkan periode yang sama di tahun 2023. 

Baca Juga: Stok Beras Premium di Retail Modern Langka Sejak Seminggu Lalu

"Periode 2024 ini, dari Januari sampai Februari, diperkirakan sampai Maret 5,8 juta ton. Turun sekitar 37% dibandingkan periode yang sama 2023, karena mundurnya musim tanam," kata Haryo pada awak media, Selasa (13/2). 

Selain itu juga pengadaan beras impor sempat terkendala karena konflik geopolitk global. 

Haryo mengatakan salah satu faktornya terhambatnya pasokan pupuk akibat perang Rusia-Ukraina. Kemudian, terganggunya rantai pasok global, akibat konflik di Terusan Sues, yang berdampak pada pasokan pangan dunia termasuk Asia. 

"Jadi kan harga pupuk, bahan baku pupuk yang global mempengaruhi impor, sama yang tadi distribusinya," ungkap Haryo. 

Sebelumnya, keluhan kelangkaan dan mahalnya beras dikeluhkan oleh Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo). 

Baca Juga: Gejolak Harga Beras: Harga Eceran Tertinggi Beras Tidak Akan Dinaikkan

Menurut Aprindo, saat ini, peritel mulai kesulitan mendapatkan suplai beras tipe premium lokal dengan kemasan 5 kg. 

Sementara Indonesia akan dihadapkan dengan berbagai perayaan mulai dari pemilu, ramadan hingga lebaran yang diprediksi akan menyebabkan kenaikan permintaan. 

Adanya ketidakseimbangan antara supply dan demand inilah yang turut mengerek harga beras di lapangan. 

Berdasarkan panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Selasa (13/2), harga beras memang terpantau tinggi melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET). 

Baca Juga: Harga Beras Melambung, Bapanas: HET Beras Tidak Akan Dinaikkan

Harga beras jenis premium saat ini mencapai Rp 15.830/kg, padahal HET-nya berkisar 12.900 s.d 14.800/kg.

Sementara beras jenis medium mencapai Rp 13.900/kg jauh lebih tinggi dari HET-nya hanya berkisar Rp 10.900 s.d 11.800/kg. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×