kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemerintah Bakal Tambah PMN ke Garuda Indonesia Sebesar Rp 7,5 Triliun


Jumat, 23 September 2022 / 05:15 WIB
Pemerintah Bakal Tambah PMN ke Garuda Indonesia Sebesar Rp 7,5 Triliun


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta restu kepada Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI untuk memberikan tambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada PT Garuda Indonesia sebesar Rp 7,5 triliun.

Adapun tambahan PMN tersebut akan dialokasikan melalui cadangan pembiayaan investasi yang ditetapkan sebesar Rp 21,48 triliun dalam Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (UU APBN) 2022.

"Kami hari ini mengusulkan Garuda Indonesia untuk mendapatkan dari cadangan pembiayaan PMN sebesar Rp 7,5 triliun. Ini yang belum dilakukan pendalaman," ujar Sri Mulyani saat rapat bersama Komisi XI DPR RI, Kamis (22/9).

Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Rionald Silaban mengatakan bahwa penambahan PMN tersebut dilatarbelakangi oleh penurunan yang signifikan baik dari sisi operasional maupun keuangan Garuda Indonesia.

Baca Juga: Erick Thohir: Garuda Indonesia Bergerak Lebih Sehat

Pada tahun 2020 misalnya, terjadi penurunan yang signifikan dikarenakan pandemi Covid-19. Sehingga total jumlah penumpang menurun dan kemudian Available Seat Kilometer (ASK) yang juga menurun sebesar 5,2%, sedangkan untuk isian kargo turun sebesar 30%.

Sementara dari sisi keuangan, Rio mengatakan, kondisi Garuda Indonesia juga terus menurun selama pandemi Covid-19, di mana peningkatan pendapatan belum sejalan dengan beban usaha dan menyebabkan kondisi keuangan yang buruk sepanjang tahun 2020 dan 2021.

Selain akibat dari Covid-19. kondisi tersebut juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti biaya pesawat yang tinggi dan penerbangan rute yang tidak menguntungkan.

"Biaya pesawat yang tinggi dan penerbangan rute yang tidak menguntungkan mengakibatkan kondisi keuangannya memburuk," kata Rio dalam kesempatan yang sama.

Baca Juga: Garuda Indonesia dan PPA Jalin Kerja Sama Optimalisasi Program Restorasi Armada

Rio menjelaskan, urgensi pemberian PMN kepada Garuda Indonesia adalah dalam rangka mendukung upaya penyelamatan penerbangan nasional yang akan diimplementasikan setelah rencana perdamaian PKPU Garuda dihomologasi.

Selan itu, adanya peranan penting Garuda Indonesia dalam menjaga tingkat aksesbilitas dan konektivitas antar pulau di Indonesia.

Nantinya, penggunaan PMN tersebut akan dipakai untuk maintenance, restorasi dan pemenuhan maintenance reseirve dengan proporsi penggunaan PMN sebesar 60% atau Rp 4,5 triliun.

Selain itu juga, untuk modal kerja seperti bahan bakar, biaya sewa, dan biaya restrukturisasi dengan proporsi penggunaan 40% atau sebesar Rp 3 triliun.

Tidak hanya Garuda Indonesia, Sri Mulyani juga mengusulkan PT Bank Tabungan Negara Tbk, PT Hutama Karya dan Badan Bank Tanah menerima PMN melalui cadangan pembiayaan.

Adapun PT Bank Tabungan Negara sudah dilakukan pendalaman privatisasi dengan Komisi XI pada 14 September 2022 kemarin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×