Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berpeluang memperbesar porsi penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada tahun ini. Pemerintah optimistis minat terhadap SBSN semakin besar. Apalagi, setelah banjirnya minar investor terhadap lelang SBSN pada Selasa (9/1) lalu.
Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Suminto mengatakan, porsi penerbitan SBSN tahun ini minimal 25% dari total penerbitan SBN (bruto) sebesar Rp 846,4 triliun. Artinya, pemerintah setidaknya akan menerbitkan SBSN tahun ini sebesar Rp 211,6 triliun.
Jumlah itu lebih tinggi dibanding realisasi penerbitan SBSN 2017 yang sebesar 27%-28% dari realisasi penerbitan SBN bruto tahun lalu sebesar Rp 719 triliun atau sekitar Rp 194 triliun-Rp 201 triliun.
Suminto bilang, porsi itu merupakan total penerbitan SBSN, baik domestik maupun berdenominasi valas. Untuk SBSN domestik, juga terdiri dari penerbitan melalui lelang rutin atau SBSN ritel.
Pihaknya membuka peluang untuk memperbesar penerbitan SBSN di tahun ini hingga 30% dari total penerbitan SBN bruto. "Tambahan 5% tersebut, sebagai fleksibilitas berdasarkan kondisi yang ada," kata Suminto kepada KONTAN, Jumat (12/1). Salah satunya, tingginya permintaan.
Sekadar gambaran, lelang SBSN pertama pada tahun ini dibanjiri peminat. Sebab, total penawaran yang masuk cukup tinggi, yaitu mencapai 32,28 miliar. Sementara jumlah yang dimenangkan sekitar Rp 13 triliun.
Suminto juga optimistis, peminat investor SBSN semakin besar pada tahun ini. Salah satunya, dipengaruhi oleh momentum kenaikan peringkat oleh sejumlah lembaga pemeringkat.
"Momentum upgrading credit rating maupun optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi saya kira cukup support terhadap pasar SBN kita," imbuh Suminto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News