Reporter: Patricius Dewo | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementrian Perindustrian akan melakukan perbaikan pada ekspor dan impor untuk mengantisipasi kebanjiran impor dan juga menghindari perang dagang dengan Amerika Serikat (AS), karena akan berdampak pada kesulitan untuk meningkatkan utilisasi industri pabrik.
"Kita memperbaiki soal impor dan ekspor dan kita perlu mengantisipasi adanya trade war dengan AS. Karena trade war ini kan dampaknya bisa pada satu sektor, yang sensitif terhadap trade war itu adalah sektor baja, jadi seperti tadi saya sampaikan bahwa kita harus mempersiapkan agar tidak terjadi kebanjiran impor. Selama ini produksi baja seperti Krakatau Steel misalnya kalau dibanjiri produk impor ini sulit untuk bisa meningkatkan utilisasi pabrik," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto, Jumat (6/7).
Airlangga juga mengatakan yang akan merasakan dampak dari kebanjiran impor selanjutnya adalah industri keramik. Jika impor kerami membanjir, industri keramik menengah ke bawah akan sulit berkembang karena akan terkena double hit alias dua kali pukulan.
"Apalagi kan kita belum bisa menurunkan harga gas sesuai dengan apa yang diharapkan oleh industri. Jadi kalau industri tidak dapat harga gas sesuai dengan apa yang diharapakan, ditambah lagi dengan kebanjiran import maka industri itu akan kena double hit," imbuh Airlangga.
Oleh karena itu Kemperin akan membuat working group yang akan mengoptimalkan kinerja industri baja dan keramik dalam negeri. Dalam working group ini akan didetailkan satu persatu industri mana yang impornya tinggi. Working group ini akan memilah industri mana yang jika itu didorong dengan cepat bisa menghemat devisa Rp 2 miliar dalam setahun.
Selain itu Airlangga juga menambahkan cara pemerintah untuk melakukan penghematan devisa adalah dengan mendorong substitusi impor bahan baku untuk diinvestasikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News