Sumber: Kompas.com | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, mengakui jumlah tes massal terkait pemeriksaan virus corona masih terbilang rendah. Menurut Yuri, saat ini kemampuan pemerintah yaitu melaksanakan 1.752 tes per 1 juta penduduk.
"Secara keseluruhan kalau kita menghitung seluruh wilayah Tanah Air, tes kita memang masih rendah, yaitu 1.752 tes per 1 juta penduduk," kata Yuri dalam konferensi pers dari Graha BNPB, Jakarta, Sabtu (13/6).
Baca Juga: Jumlah penumpang turun gara-gara corona, tarif KRL bakal naik?
Namun, Yuriamto menyatakan, hal tersebut bukan berarti pemerintah tidak serius menangani Covid-19. Ia mengatakan, Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas banyak wilayah yang luas.
Maka, menurut dia, kemampuan tes massal Covid-19 di Indonesia saat ini tidak bisa dibandingkan dengan negara lain. "Tanah Air kita terdiri dari banyak kepulauan, banyak wilayah yang cukup luas dengan kepadatan dan risiko mobilitas orang yang terkait faktor dengan orang pembawa penyakit cukup besar yang sangat berbeda," ujarnya.
Yuri menuturkan, saat ini pemerintah tengah mempelajari beberapa daerah lain yang kini jadi episentrum penularan Covid-19. Misalnya, Surabaya dan Makassar. "Ini jadi faktor pengukur yang lebih obyektif jika kita mau melihat kinerja secara keseluruhan dari upaya kita bersama dalam menanggulangi Covid-19," kata Yuri.
Selanjutnya, ia pun mengingatkan masyarakat untuk turut bekerja sama dalam memutus mata rantai penularan Covid-19. Yuri mengimbau soal pentingnya menjaga jarak, menggunakan masker, dan mencuci tangan.
Baca Juga: Update Corona Indonesia, Sabtu (13/6): 37.420 kasus, 13.776 sembuh, 2.091 meninggal
"Kunci utama adalah memutus mata rantai penularan. Menjaga jarak, menggunakan masker, dan mencuci tangan adalah kebiasaan baru yang harus kita lakukan," kata Achmad Yurianto. (Tsarina Maharani)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemerintah Akui Kemampuan Tes Massal Covid-19 Masih Rendah"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News