Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memprediksi adanya potensi lonjakan kasus virus corona (Covid-19) akibat varian omicron.
Hal tersebut berdasarkan pemantauan perkembangan kasus Covid-19 varian omicron di sejumlah negara. Terdapat rentang waktu dalam kenaikan kasus omicron hingga masa puncaknya.
"Antara 35-65 hari akan terjadi kenaikan yang cukup cepat dan tinggi, itu yang memang harus dipersiapkan oleh masyarakat," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat konferensi pers usai rapat terbatas, Minggu (16/1).
Meski begitu, Budi menyebut masyarakat tidak perlu panik terhadap kenaikan kasus tersebut. Pasalnya hospitalisasi varian omicron lebih rendah dibandingkan varian delta sebelumnya sebesar 30% hingga 40%.
Baca Juga: Ekonom LPEM FEB UI Prediksi Neraca Perdagangan Surplus di Akhir 2021
Berdasarkan data pemerintah, terdapat lebih dari 500 kasus varian omicron di Indonesia. Sebanyak lebih dari 300 kasus telah sembuh dan hanya 3 orang yang membutuhkan perawatan oksigen dengan klasifikasi ringan.
Meski begitu, pemerintah akan mempersiapkan DKI Jakarta dalam menghadapi lonjakan kasus. Pasalnya saat ini mayoritas kasus berada di wilayah DKI Jakarta. "Sebagian besar lebih dari 90% memang transmisi lokal itu terjadi di DKI Jakarta," ungkap Budi.
Budi juga mendorong percepatan pelacakan atau tracing dan testing kasus. Hal itu bekerja sama dengan TNI dan Polri untuk meningkatkan hal tersebut.
Sebagai informasi, saat ini terdapat penambahan 855 kasus konfirmasi harian Covid-19. Sehingga terdapat 8.605 kasus aktif Covid-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News