Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) memperkirakan masih ada surplus neraca perdagangan di akhir tahun 2021, meski tidak sebesar bulan sebelumnya.
Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky memprediksi, surplus neraca perdagangan di bulan laporan ada di kisaran US$ 3,2 miliar hingga US$ 3,25 miliar atau turun dari US$ 3,52 miliar pada bulan sebelumnya.
Riefky bilang, penurunan surplus neraca perdagangan ini dipengaruhi oleh peningkatan impor. Namun, ini tak melulu buruk pasalnya peningkatan impor menunjukkan kondisi perekonomian yang membaik.
“Peningkatan impor mencerminkan kondisi ekonomi domestik membaik dan adanya peningkatan permintaan sehingga impor baik barang modal, bahan baku, maupun konsumsi meningkat,” ujar Riefky kepada Kontan.co.id, Minggu (16/1).
Baca Juga: Ekonom LPEM FEB UI: Melambatnya Kegiatan Usaha Gara-Gara Isu Omicron dan Tapering Off
Sedangkan dari sisi ekspor, Riefky memperkirakan masih ada peningkatan karena masih kuatnya harga komoditas, seperti batubara yang merupakan komoditas andalan ekspor Indonesia.
Ke depan, Riefky melihat masih adanya potensi penurunan surplus neraca perdagangan. Hal ini seiring dengan normalisasi harga komoditas yang bisa menekan ekspor dan juga peningkatan permintaan domestik yang akan menggenjot impor.
Namun, penurunan surplus neraca perdagangan ini akan sangat gradual sehingga tipis kemungkinan untuk neraca perdagangan mencetak defisit dalam waktu dekat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News