Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Guna mendongkrak pendapatan negara untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2014, Pemerintah berencana akan menggali potensi-potensi pendapatan lainnya. Beberapa di antaranya yakni melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi di bidang kepabeanan dan cukai.
Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri bilang, saat ini pemerintah sedang mengkaji untuk mengusulkan penambahan jenis barang kena cukai. Hanya saja, Chatib tidak menjelaskan secara spesifik mengenai jenis barang apa saja yang akan dikenakan sebagai subjek cukai baru tersebut. Ia hanya menjelaskan, barang-barang yang akan ditambahkan subjek cukai baru itu harus memnuhi beberapa kriteria.
Pertama, barang tersebut merupakan yang tingkat konsumsinya harus dikendalikan dan peredarannya perlu diawasi. Kriteria lainnya adalah pemakaian barang tersebut bisa berdampak negatif bagi masyarakat dan lingkungan hidup. Serta pemakaiannya perlu pembebanan pungutan negara demi keadilan dan keseimbangan.
Begitupun untuk menekan upaya penghindaran tarif cukai tembakau, mulai tahun 2013 ini Pemerintah sudah mulai memberlakukan peraturan Menteri keuangan nomor 78/PMK.011/2013 yang mengatur soal industri tembakau. Melalui aturan ini, Pemerintah menetapkan golongan dan tarif cukai hasil etmbakau terhadap pengusaha yang yang terafiliasi.
Meski demikian, disamping akan melakukan menggenjot penerimaan dari sektor cukai. Pemerintah tetap akan memberikan intensif pajak bagi sektor industri yang berpotensi memberikan manfaat bagi negara. “Stimulus diberikan didalam konteks untuk menjaga fiscal agar tetap prudensial,” katanya, Selasa (28/5) di Jakarta.
Beberapa sektor industri yang akan mendapatkan stimulus itu diantaranya yang bergerak di bidang penelitian dan pengembangan serta dari industry intermediate. Menurutnya, industry intermediate perlu diberikan intensif supaya current account bisa tetap terjaga ketika pertumbuhan ekonomi diatas 6%. Sebab, setiap pertymbuhan ekonomi diatas 6%, maka impor barang modal selalu naik, nah inilah yang selalu menjadi penyebab current account menjadi defisit.
Upaya pemerintah supaya mencari tambahan pendapatan dari sektor pajak dan cukai juga didukung oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi PDI Perjuangan, Maruara Sirait. Menurutnya, Pemerintah sudah seharusnya mengoptimalkan pendapatan dari cukai dan pajak, yang selama ini dinilai belum optimal. Hal ini menurutnya bisa menjadi solusi atas permasalahan defisit fiscal yang menjadi persoalan sekarang, sehingga pemerintah berniat menaikan harga BBM bersubsidi.
Sementara anggota DPR dari Fraksi Golkar, Nusron wahid bilang bila Pemerintah bisa menekan subsidi BBM tetapi disisi lain pendapatannya ditambah maka kondisi fiskal dimasa yang akan datang bisa semakin baik. “Kombinsasi pengurangan subsidi dan peningkatan pendapatan harus dioptimalkan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News