Reporter: Ahmad Ghifari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, pinjaman langsung pembiayaan infrastruktur terus meningkat setiap tahunnya. tahun 2015 jumlahnya sebesar Rp 19,5 triliun, 2016 sebesar Rp 33,88 triliun, 2017 Rp 34,21 triliun, dan 2018 Rp 44,40 triliun.
Direktur Utama PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), Emma Sri Martini mengatakan, arahan pemerintah terhadap pembangunan infrastruktur di seluruh Indonesia tentunya membutuhkan pembiayaan yang meningkat, sehingga SMI mendukung hal ini melalui fasilitas pembiayaan infrastruktur.
"Pembangunan infrastruktur harus dilakukan dengan tetap memperhatikan keberlanjutan dari berbagai aspek lingkungan, sosial dan ekonomi," ujar Emma kepada Kontan.co.id, Jumat (4/5).
Emma juga mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur di berbagai sektor merupakan syarat bagi Indonesia untuk dapat mencapai 17 pilar yang menjadi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals). Adapun fasilitas pembiayaan infrastruktur dengan rincian sebagai berikut.
Tahun 2015 nilai pembiayaan sebesar Rp 19,7 triliun, bertumbuh 49% di tahun 2016 yang nilai pembiayaannya mencapai Rp 29,28 triliun. Tahun 2017 bertumbuh 23% dari tahun sebelumnya dengan nilai pembiayaan sebesar Rp 35, 87 triliun. Tahun 2018 bertumbuh 37% dari tahun sebelumnya dengan nilai pembiayaan sebesar Rp 49,21 Triliun.
Upaya SMI dalam mengakselerasikan pembiayaan infrastruktur melalui fasilitas pembiayaan infrastruktur sejalan dengan arahan pemerintah yang menekankan pada aspek konektivitas dan ketenagalistrikan.
Sebagai informasi, dukungan SMI terhadap proyek infrastruktur Indonesia mendorong terciptanya multiplier effect sebesar 18,14 kali terhadap modal disetor dan 6,03 kali terhadap komitmen fasilitas pembiayaan.
Melalui penerapan tata kelola dan manajemen risiko yang baik, Perseroan telah mampu menjaga kualitas aset dengan NPL neto yang sangat rendah sebesar 0,65% dan PT SMI telah beroperasi secara efisien. Hal ini dibuktikan dengan Cost Efficiency Ratio (CER) di bawah rata-rata dari perbankan nasional dan Development Financial Institution (DFI) lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News