Reporter: Bambang Rakhmanto | Editor: Edy Can
JAKARTA. Pemerintah menyiapkan Bond Stabilization Fund (BSF) untuk mengantisipasi keluarnya dana asing (sudden reversal). Pembiayaan BSF ini akan memakai dana-dana milik perusahaan pelat merah.
Pembiayaan BSF melalui dana BUMN ini merupakan salah satu dari tiga opsi pemerintah. Menteri Keuangan Agus Martowardojo langkah ini sebagai upaya stabilisasi perekonomian bila kondisinya memburuk.
Dua opsi lainnya adalah menyiapkan memakai anggaran surplus bulanan dalam anggaran belanja Kementerian Keuangan. "Kalau setiap bulan penerimaan negara lebih daripada pengeluaran, seperti selama ini terjadi, itu selisihnya bisa kami menggunakan sebagai BSF level dua," kata Agus, Senin (31/1).
Selanjutnya, pemerintah akan menyiapkan dana BSF lewat dana Sisa Anggaran Lebih (SAL) yaitu akumulasi dari sisa lebih pembiayaan anggaran tidak terpakai dalam APBN. Untuk pemakaian dana ini, pemerintah akan meminta restu dari DPR terlebih dahulu.
Selain BSF, pemerintah juga menyiapkan dua skenario lain untuk menahan keluarnya dana asing. Dua skenario itu yakni membeli surat utang lewat penggunaan cadangan devisa dan SAL.
Namun, Agus mengatakan, pemerintah berusaha menahan keluarnya dana asing dengan tetap menjaga kondisi perekonomian. Caranya dengan membangun infrastruktur dan menumbuhkan iklim investasi yang bersahabat sehingga dana lebih permanen bertahan dalam bentuk penanaman modal asing. "Yang paling utama adalah kita memberikan pesan bahwa Indonesia serius dalam mengembangkan ekonomi, iklim investasi, termasuk iklim untuk pembangunan infrastuktur," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News