Reporter: Bambang Rakhmanto | Editor: Edy Can
JAKARTA. Pemerintah mengklaim sebagai negara yang paling siap mengantisipasi keluarnya dana asing (sudden reversal). Setidaknya ada tiga langkah yang telah disiapkan pemerintah untuk meredam keluarnya dana asing tersebut, menurut Menteri Keuangan Agus Martowardojo.
Pertama, dengan cadangan devisa. Agus mengatakan, pemerintah sedang mengumpulkan cadangan devisa yang bisa digunakan atas diskresi pengelolaan Bank Indonesia. Dari total cadangan devisa sebesar US$ 96 miliar, pemerintah menyiapkan dana sebesar US$ 20 miliar hingga U$ 30 miliar bila sewaktu-waktu dana asing angkat kaki.
Kedua, pemerintah akan menggunakan dana Sisa Anggaran Lebih (SAL) di APBN untuk melakukan buyback surat utang yang dijual investor asing. “Kalau di level ini, kami akan kerjasama dan koordinasi dengan DPR karena untuk bisa menggunakan dana SAL harus mendapatkan persetujuan dr DPR,” ujarnya, Senin (31/1).
Ketiga, pemerintah akan merancang Bond Stabilization Fund (BSF). Menurut Agus, BSF merupakan salah persiapan untuk menstabilisasi kondisi terburuk akibat keluarnya dana asing.
Pengamat ekonomi Universitas Gajah Mada Tony Prasetiantono setuju dengan langkah pemerintah tersebut. “Saya rasa langkah satu dan dua sama saja yaitu dana yang berasal dari pemerinatah hanya beda pengelompokan saja yang semuanya bersumber dari APBN,” tuturnya.
Dia menilai, cadangan devisa sebesar US$ 96 miliar cukup aman untuk meredam gejolak keluarnya dana asing. Dia memperkirakan, dana asing yang angkat kaki tidak akan melebihi US$ 10 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News