kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Pembatasan impor, ekonomi 2018 diperkirakan sekitar 5,1%


Kamis, 05 Juli 2018 / 22:38 WIB
Pembatasan impor, ekonomi 2018 diperkirakan sekitar 5,1%
ILUSTRASI. Pelabuhan Los Angeles, AS


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berencana untuk membatasi impor khususnya yang berhubungan dengan proyek pemerintah untuk menekan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD).

Hal ini juga dilakukan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rangka mempertahankan pertumbuhan ekonomi dari sisi ekspor minus impor karena adanya pengetatan moneter.

Meski demikian, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo menilai, pembatasan impor tersebut bisa juga bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Utamanya, jika yang dibatasi adalah impor untuk kebutuhan proyek infrastruktur pemerintah.

"Seandainya ada pembatasan impor terkait infrastruktur untuk menekan CAD maka pertumbuhan akan turun, karena investasi turun, yaitu di sekitar (karena investasi turun) di sekitar batas bawah range proyeksi," kata Dody kepada Kontan.co.id, Kamis (5/7).

Adapun kisaran proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini, yaitu sebesar 5,1%-5,5%. Sementara secara spesifik lagi, Deputi Gubernur Senor BI Mirza Adityaswara memperkirakan ekonomi tahun ini akan ada di kisaran 5,1%-5,2%.

Sementara itu, Gubernur BI Perry Warjiyo saat mengumumkan keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Juni lalu mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua 2018 diperkirakan tetap baik didukung oleh permintaan domestik.

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan tetap terjaga didukung perbaikan pendapatan dari stimulus fiskal dan inflasi yang terjaga, serta kenaikan keyakinan konsumen menengah atas. Hal itu, "Tercermin dari penjualan kendaraan bermotor dan penjualan ritel yang membaik," kata Perry.

Sementara itu, investasi diperkirakan tetap kuat terutama didukung oleh investasi bangunan swasta dan proyek infrastruktur, serta investasi non bangunan terkait infrastruktur dan pertambangan. Investasi yang tetap kuat tergambar pada indikator penjualan semen dan alat berat yang meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×