CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Pembangunan rel kereta api terhadang makam Mbah Priok


Kamis, 24 Maret 2011 / 23:31 WIB
ILUSTRASI. Petugas kesehatan dari Siloam Hospitals melakukan pemeriksaan rapid test dengan cara drive thru di Jakarta (23/4). Siloam Hospitals Group dan Lippo Malls Indonesia menambah pelayanan drive thru rapid test COVID-19 di tiga lokasi baru yaitu area Pluit Perm


Reporter: Mohamad Jumasri | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Direktur Jenderal Perkeretaapian Indonesia Kementerian Perhubungan Tunjung Inderawan mengaku bahwa pemerintah belum dapat solusi yang terbaik dalam pembangunan rel kereta api di Pelabuhan Tanjung Priok. Pasalnya pembangunan tersebut akan melewati makam keramat yakni, makam Mbah Priok.

"Kita masih mencari solusi yang terbaik, apakah kita akan menggusurnya atau menggeser ke tempat lain," ujarnya saat penyampaian seminar PDIP tentang infrastruktur di gedung DPR, Kamis (24/03).

Tunjung menjelaskan, kereta api tersebut akan mengangkut kontainer yang berada di Jakarta Internasional Container Terminal (JICT), yang akan mendistribusikan pusat industri atau kawasan industri di daerah Jabodetabek, khususnya di daerah Cikarang dan Tangerang. "Dengan menggunakan kereta api akan mengangkut barang banyak ketimbang menggunakan truk kontainer," jelasnya.

Tunjung juga menambahkan, pembangunan rel kereta api ini bertujuan agar pengiriman barang dari pelabuhan Tanjung Priok ini ke sejumlah kawasan industri ini agar lebih cepat dan murah ketimbang menggunakan truk kontainer. "Yang akan memakan biaya sangat tinggi dan kereta dapat mengangkut jumlahnya lebih banyak," ujarnya.

Menurut pengamat transportasi Djoko Setijowarno, sebenarnya solusinya pemerintah menggunakan pendekatan personal terhadap masyarakat yang mempunyai kepentingan di Makam Mbah Priok untuk dapat memindahkan makam tersebut.

"Intinya dulu yang terjadi karena pendekatan pemerintah tidak melalui pendekatan personal terhadap orang yang berkepentingan," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×