Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pelaku pasar kembali bertanya-tanya tentang kondisi ekonomi China. Pemicunya, Selasa (16/5), Bank Sentral China (PBOC) menyuntikkan dana segar dalam jumlah jumbo. Namun demikian, kebijakan tersebut diperkirakan tidak berdampak pada Indonesia.
Asal tahu saja, People's Bank of China mengguyur pasar perbankan melalui operasi pasar dengan dana mencapai CNY 190 miliar atau setara dengan US$ 24,67 miliar. Ini merupakan suntikan dana segar terbesar sejak 19 Januari 2017.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede bilang, pelonggaran kebijakan moneter PBOC tersebut diperkirakan tidak berdampak signifikan pada pasar keuangan Indonesia mengingat kondisi fundamental Indonesia.
“Seperti kenaikan cadev, stabil rupiah, terkendalinya inflasi serta menurunnya defisit transaksi berjalan,” katanya kepada KONTAN, Rabu (17/5).
Ia melanjutkan, upaya pemerintah dan regulator keuangan China untuk menekan shadow banking telah menyebabkan pengetatan likuiditas di sektor perbankan.
Ketatnya likuiditas di perbankan China mendorong kenaikan risk free asset China dan suku bunga pasar uang antar bank yang mendorong kenaikan suku bunga kredit yang dapat berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi China.
PBOC menyatakan, suntikan dana tersebut dilakukan untuk mencegah kenaikan risiko likuiditas terhadap ekonomi. Rinciannya, sebesar CNY 150 miliar diguyur ke pasar melalui instrumen seven-day reverse bond repo.
Ada pula dana sebesar CNY 40 miliar yang disuntikkan melalui instrumen 14 day reverse repo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News