kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Pelajar Indonesia di Australia harus tetap sekolah


Selasa, 19 November 2013 / 14:23 WIB
Pelajar Indonesia di Australia harus tetap sekolah
ILUSTRASI. Pengendara melintas di kawasan Tugu Pal Putih, Yogyakarta, Jumat (10/6/2021). Cuaca hari ini di Jawa dan Bali cerah hingga berawan, menurut prakiraan BMKG. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Memanasnya hubungan Indonesia dan Australia akibat pemberitaan penyadapan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ibu Negara Ani Yudhoyono diharapkan tidak menganggu para pelajar Indonesia yang saat ini tengah belajar di negara tersebut.

Harapan itu disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhammad Nuh di kompleks Istana, Selasa (19/11). "Jumlah mahasiswa kita di Australia ada 19.000 orang, dan kita berharap urusan sekolah mereka tidak terganggu dengan urusan dinamika politik," tutur Nuh.

Menurut Mendikbud, masalah pendidikan itu sifatnya lintas negara, lintas politik, dan lintas ideologi. Karena itu, tidak boleh urusan pendidikan terganggu karena adanya hubungan yang tidak baik karena urusan politik pemerintah kedua negara.

Nuh mengatakan, meskipun Indonesia telah menarik Duta Besar Indonesia untuk Australia di Canberra, tapi semua urusan pendidikan termasuk perpanjangan visa tetap dilayani. Kendati demikian, Nuh mengatakan penarikan dubes Indonesia untuk Australia menjadi peringatan besar bagi Australia sebagai tetangga.

Menurutnya, sebagai tetangga yang baik, Australia seharusnya menunjukkan itikad baik dengan Indonesia. Salah satu caranya dengan menunjukkan tatakrama yang baik dengan tetangganya.

Ditempat terpisah, Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia Pusat (PPIA) mengimbau kepada seluruh pelajar Indonesia di Australia untuk tetap tenang dan proporsional dalam menyikapi hal ini serta menghormati langkah-langkah diplomasi yang dilakukan oleh kedua negara dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.

“Kami mengimbau supaya rekan-rekan pelajar di Australia tetap menjalankan aktivitas belajar seperti biasa dan kita hormati sepenuhya langkah-langkah diplomasi bilateral yang tengah dilakukan oleh kedua negara,” ujar Ketua Umum PPIA Pusat Pan Mohamad Faiz dalam keterangan tertulis, Selasa (19/11).

Faiz, yang saat ini menempuh studi doktoral di bidang hukum di The University of Queensland, menambahkan bahwa PPIA Pusat, pada Senin malam (18/11), telah bertemu langsung dengan Duta Besar RI untuk Australia  Nadjib Riphat Kesoema dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Ronny Rachman Noor terkait keberlangsungan proses dan aktivitas belajar dari para pelajar Indonesia di Australia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×