kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

PDIP kritik besaran defisit anggaran APBN 2014


Kamis, 27 Juni 2013 / 12:51 WIB
PDIP kritik besaran defisit anggaran APBN 2014
ILUSTRASI. Konsumen melakukan pembayaran menggunakan uang elektronik pada kasir gerai kuliner di Tangerang Selatan, Selasa (27/7/2021). (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Anggota Badan Anggaran DPR dari Fraksi PDIP, Dolfie OFP, mengkritik besaran defisit dalam RAPBN 2014 yang dipatok berkisar 1,2%-1,7% dari PDB. Sebab, menurutnya, pemerintah harus sudah membuat komitmen untuk tidak membuat utang melebihi kebutuhan yang diperlukan.

Dalam Rapat Badan Anggaran, di Gedung DPR, Kamis, (27/6), Dolfie mengatakan kisaran besaran defisit anggaran dalam RAPBN 2014 yang mencapai 1,2%-1,7% masih terlalu besar. Ia berpendapat, seharusnya besaran defisit anggaran maksimal 1,2%. "Seharusnya jangan sampai lebih dari 1,2%," kata Dolfie.

Dolfie melihat kisaran besaran defisit anggaran dalam RAPBN 2014 masih terlalu besar. Menurutnya kondisi ini tidak sesuai kebutuhan. Sebab selama ini sangat banyak sisa anggaran yang tidak terserap (SAL) di berbagai institusi Kementerian/Lembaga.

Oleh sebab itu, ia mempertanyakan mengapa kisaran defisit yang dipatok masih begitu besar. "Padahal pemerintah sudah harus mulai mengurangi utang. Sebab selama ini ternyata banyak hutang yang melebihi kebutuhan yang diperlukan,"kata Doflie.

Menanggapi hal ini, Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Robert Pakpahan mengatakan, pemerintah belum berani untuk langsung mematok 1,2%. Sebab, pembahasan saat ini masih merupakan pembicaraan pendahuluan. Selain itu, pemerintah juga masih terus melakukan perhitungan.

Mengenai kritik bahwa selama ini pemerintah kerap membuat utang melebihi kebutuhan yang diperlukan, Robert mengatakan pemerintah tidak bermaksud demikian. Yang terjadi adalah melesetnya perhitungan penerimaan dan pengeluran. "Ini yang masih kerap terjadi. Prinsip yang terpenting adalah kita jangan sampai melebihi alokasi utang yang dibuat," ujar Robert.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×