Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Edy Can
JAKARTA. Gurauan berbuah malapetaka. Beginilah nasib calon hakim agung Daming Sanusi.
Kini sejumlah partai menyatakan tidak akan memilih Daming sebagai hakim agung akibat pernyataannya saat fit and proper test di Komisi III DPR. Kali ini instruksi untuk tidak memilih Daming datang dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Pramono Anung menyatakan pernyataan yang disampaikan Daming sama sekali tidak pantas. "Apalagi dalam menjawab pertanyaan, bukan konteks becandaan," tegas Pramono di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (15/1).
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini meminta anggota Komisi III DPR dari fraksi PDIP untuk tidak lagi memproses Daming Sunusi menjadi hakim agung "PDI Perjuangan sudah saya komunikasikan untuk kepada saudara Daming tidak diproses menjadi hakim agung. Fraksi-fraksi lain pun akan kami instruksikan," imbuh Pramono.
Selain itu Pramono juga menyayangkan anggota parlemen di Komisi III DPR yang justru menertawakan pernyataan nyeleneh Daming Sunusi. Menurut Pramono, kasus perkosaan ini bukanlah sebuah hal yang patut menjadi bahan candaan.
Atas kejadian ini pun, DPR akan mencoba membahas sanksi apa yang tepat untuk diberikan kepada seorang pemerkosa yang rencananya akan dituangkan kedalam Undang-Undang. "Ini sangat serius, rape (pemerkosaan) bukan untuk dibecandakan. Bagaimana kalau ini dialami anak istri kita, ini persoalan serius. Mungkin kita akan buat Undang-Undang yang tegas untuk perkosaaan," ungkap Pramono.
Seperti diketahui, Daming membuat gurauan saat menjalani fit and proper test kemarin. Dia menyatakan, hukuman mati untuk pemerkosa perlu dipikirkan karena yang diperkosa dan memperkosa sama-sama menikmati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News