kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

PDIP Dikabarkan Usung Anies, Dipertemukan Kepentingan Pragmatis untuk Lawan Kekuasaan


Senin, 26 Agustus 2024 / 13:23 WIB
PDIP Dikabarkan Usung Anies, Dipertemukan Kepentingan Pragmatis untuk Lawan Kekuasaan
ILUSTRASI. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dikabarkan akan mengusung pasangan Anies Baswedan-Rano Karno di Pilgub Jakarta 2024.


Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dikabarkan akan mengusung pasangan Anies Baswedan-Rano Karno di Pilgub Jakarta 2024. 

Pengamat Politik Ujang Komarudin mengatakan, jika PDIP memasangkan Anies dengan Rano Karno maka hal itu tandanya sudah ada kesepakatan politik. Otomatis Anies akan menjadi kader dan partai, serta diwajibkan mengikuti garis partai serta mengikuti figur Bung Karno. 

"Kelihatannya, PDIP akan mengususng Anies-Rano, apabila maju bersama PDIP, artinya sudah ada deal atau kesepakatan. Tentu, Anies harus manut ke PDIP, menjadi petugas partai. Lalu, mengikuti figur Bung Karno, wong cilik yang itu merupakan garis-garis formalistik yang harus di pegang anies setelah bergabung dengan PDIP," kata Unag saat dihubungi KONTAN, Senin (26/8/2024).

Menurut Ujang, PDIP melihat selama ini ada kader yang dibesarkan tapi membalelo. Nah, Anies ini kan bukan kader tapi masuk jadi kader, tentunya nanti setelah terpilih misalnya tidak boleh berbuat yang tidak diinginkan oleh PDIP.

"Tapi kita tahu bahwa, mungkin kepentingannya ketemu antara PDIP dan Anies. Padahal selama ini PDIP sering menyerang dan mengkritik Anies, menuduh isu SARA dan politik identitas, itu sikap PDIP selama ini. Tapi karena kepentingan sama sekarang, untuk lawan Jokowi. Ingin melawan kekuasaan, akhirnya bertemu. Ya, kepentingan pragmatis saja," sebut Ujang.

Baca Juga: Ini yang Dilakukan Anies Sebelum Menyambangi PDI-P

Soal potensi kemenangan pasangan Anies-Rano, Ujang bilang, bisa menang atau kalah. "Saya melihat nanti, bisa 50:50, bisa menang, bisa kalah," ungkapnya.

Untuk diketahui, peluang Anies untuk maju pemilihan gubernur atau Pilgub Jakarta kembali terbuka setelah DPR gagal menganulir putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal ambang batas calon kepala daerah. Sehingga, aturan pilkada merujuk putusan MK. 

Sebelum adanya putusan MK, Anies ditinggal tiga partai pendukungnya di pilpres yaitu PKS, NasDem, dan Partai Kebangkitan Bangsa. Ketiganya memilih bergabung ke koalisi pendukung Prabowo di Pilpres. Sebanyak 12 Partai pendukung Prabowo sekaligus pendukung Pemerintah Presiden Joko Widodo mendeklarasikan dukungan pada pasangan Ridwan Kamil dan Suswono untuk Pilgub Jakarta.

Putusan MK nomor 60/PUU-XXII/2024 membuat ambang batas pencalonan ditentukan melalui perolehan suara di pemilu sebelumnya. Rentang ambang batas 6,5% hingga 10%, tergantung jumlah penduduk di daerah masing-masing. Sebelum putusan MK ambang batas itu sebesar 25% suara atau 20% kursi partai politik atau gabungan partai politik hasil Pileg DPRD

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×