kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PDI-P sebut demokrasi yang sehat butuh partai di luar pemerintahan


Jumat, 28 Juni 2019 / 13:55 WIB
PDI-P sebut demokrasi yang sehat butuh partai di luar pemerintahan


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyatakan, demokrasi yang sehat membutuhkan partai di luar pemerintahan sebagai oposisi dan penyeimbang. 

Hal itu disampaikan Hasto saat ditanya apakah koalisi pengusung Joko Widodo-Ma'ruf Amin masih membuka ruang bagi partai pengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk bergabung dalam koalisi pemerintahan. 

"Berkaitan membangun demokrasi yang sehat, demokrasi yang sehat membutuhkan adanya partai yang berada di pemerintahan, partai di luar pemerintahan, dan sekaligus partai yang punya kekuatan penyeimbang," ujar Hasto di Kantor DPP PDI-P, Menteng, Jakarta, Kamis (27/6). 

"Sehingga akan terjadi check and balance. Pemerintah membutuhkan sebuah kritik, oposisi yang dibutuhkan untuk membangun kebijakan untuk rakyat, bangsa, dan negara," ujar Hasto lagi. 

Ia menambahkan, koalisi yang baik ialah yang terbentuk sebelum Pilpres dimulai. Sebabnya, koalisi tersebut terhindar dari kesan pragmatis lantaran sudah membuat sejumlah kesepakatan lebih awal. 

Keberadaan partai oposisi dan penyeimbang yang berada di luar pemerintahan merupakan bagian dari pendidikan politik bagi masyarakat. Dengan demikian, masyarakat bisa turut mengkritisi jika ada program pemerintah yang tak mensejahterakan. 

Meski demikian, Hasto mengatakan, politik selalu dinamis. Karena itu, peluang menerima anggota koalisi baru akan diputuskan oleh Presiden Joko Widodo beserta para ketua umum parpol pengusung. Hanya, Hasto mengatakan, PDI-P tetap menilai koalisi yang sehat ialah yang terbentuk sebelum Pilpres dimulai. 

"Politik itu dinamis, hal terkait koalisi pascapilpres kami serahkan sepenuhnya kepada ibu Megawati (Soekarnoputri) dan Bapak Presiden Jokowi. Tapi ini sebagai contoh di dalam buku tentang election management, di situ disebutkan pentingnya oposisi," lanjut dia. 

Sejumlah parpol pengusung Prabowo-Sandiaga seperti Partai Demokrat dan PAN telah membuka peluang untuk bergabung ke koalisi Jokowi-Ma'ruf. Opsi itu muncul setelah Mahkamah Konstitusi menolak seluruh gugatan hasil Pilpres 2019 yang diajukan Prabowo-Sandiaga. 

Mereka akan memutuskan sikap politiknya dalam waktu dekat, sebelum pembentukan kabinet. (Rakhmat Nur Hakim)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "PDI-P: Demokrasi Butuh Partai di Luar Pemerintahan"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×