kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

PBB Perkirakan 600 Juta Orang dalam Kemiskinan di 2030


Selasa, 03 September 2024 / 13:12 WIB
PBB Perkirakan 600 Juta Orang dalam Kemiskinan di 2030
ILUSTRASI. JAKARTA,16/09-KEMISKINAN JAKARTA MENINGKAT. Warga melakukan aktivitas sore hari di bantaran rel kereta Pejompongan, Jakarta, Rabu (16/09/2020). Li Junhua mengatakan bahwa situasi global saat ini tidak sesuai dengan proyeksi pembangunan.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – NUSA DUA. Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Ekonomi dan Sosial Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), Li Junhua mengatakan bahwa situasi global saat ini tidak sesuai dengan proyeksi pembangunan alias Sustainable Development Goals (SDGs).

“Dunia saat ini tidak sesuai dengan proyeksi SDGs, dengan hampir 600 juta orang diperkirakan akan berada dalam kemiskinan pada tahun 2030,” ujarnya dalam High Level Forum on Multistakeholder Partnership (HLF MSP) 2024 di Bali, Selasa (3/9).

Li Junhua menjelaskan, pembiayaan menjadi tantangan krisis pembangunan berkelanjutan tersebut, di mana ini mengancam negara-negara berkembang yang sulit mengakses investasi, alokasi anggaran serta tata kelola pemerintahan yang belum selaras dengan SDGs.

“Kita memerlukan sistem yang didasarkan pada kolaborasi dan kepercayaan. Saatnya sekarang untuk memilih antara sukses bersama atau gagal bersama,” jelasnya.

Baca Juga: Menteri PPN Beberkan Hasil 3 Pertemuan di HLF-MSP 2024, Lima Pesawat N219 Terjual

Li Junhua pun turut mempererat kemitraan lewat kerja sama triangular alias kerja sama negara berkembang dengan negara maju. Untuk itu, dia menyebutkan tiga poin penting, pertama pihaknya akan merancang dan melaksanakan fokus pembangunan dengan menggali sumber daya baru.

“Dan memperluas cakupan pembiayaan yang tersedia untuk investor dengan pendekatan investasi SDGs yang sangat dibutuhkan, termasuk di negara-negara yang sedang berkembang,” imbuhnya.

Kedua, kata dia, mendorong pembangunan ekonomi berkelanjutan lebih dari sekadar melindungi lingkungan, tetapi mencakup di seluruh sektor.

“Ini untuk memastikan kita menciptakan ekonomi yang menguntungkan semua orang tanpa mengorbankan masa depan,” terangnya.

Ketiga, lanjut Li Junhua, kerjasama triangular telah menunjukkan sinyal pertumbuhan yang terbangun sejak pandemi Covid-19, terutama upaya berkelanjutan untuk memperkuat transformasi tersebut di tingkat nasional, regional, dan global.

“Pertimbangan tentang tiga fokus ini harus berada dalam konteks diskusi global yang akan datang, termasuk beberapa agenda ekonomi masa depan dan Konferensi Internasional,” tandasnya.

Baca Juga: Jokowi Sebut Total Kesepatakan Bisnis Tembus US$ 3,5 Miliar di IAF 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×