Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Di sisi lain, Suharyo mengatakan, kunjungan Paus Fransiskus pada September mendatang terbilang singkat.
Paus Fransiskus hanya akan berkunjung ke Jakarta. Hal tersebut berbeda dengan kunjungan Paus Yohanes Paulus II yang melakukan lawatan luar negeri ke Indonesia selama lima hari pada Senin (9/10/1989) hingga Sabtu (14/10/1989).
Suharyo menjelaskan, Paus Fransiskus akan menggunakan protokol sederhana selama berkunjung ke Indonesia. Protokol sederhana diterapkan karena ia menilai dunia merupakan tempat yang damai.
Meski begitu, Paus Fransiskus tidak akan banyak berinteraksi dengan umat Katolik sehingga mereka yang datang ke Jakarta diminta agar tidak berekspektasi secara berlebihan.
Suharyo meyakini, hal tersebut akan membuat banyak umat Katolik yang kecewa, namun yang paling penting adalah mengikuti teladan Paus Fransiskus, bukan sekadar kunjungannya.
“Nah itulah masalahnya ya, waktu. Kembali lagi, sewaktu saya ikut diajak Bapak Uskup Anton untuk mengumumkan kedatangan Paus itu saya mengatakan, saya yakin nanti banyak umat yang kecewa,” ungkapnya.
“Ya, rasa-rasanya belum (disosialisasikan ke umat). Kalaupun sudah dijelaskan, tetapi belum bisa membayangkan. Karena memang protokol yang harus diikuti itu berbeda dengan kebiasaan kita,” tambah Suharyo.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Paus Fransiskus Hadiri Misa di GBK, Umat Katolik di Jakarta Akan Dapat Kuota"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News