kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasokan terganggu penyebab harga pangan masih mahal


Kamis, 14 Mei 2020 / 10:10 WIB
Pasokan terganggu penyebab harga pangan masih mahal


Reporter: Abdul Basith, Ratih Waseso | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga pangan  masih relatif tinggi hingga pertengahan Ramadan ini. Padahal, pemerintah sudah membuka keran impor untuk beberapa komoditas pangan seperti bawang putih juga gula. Tujuannya agar bisa harga komoditas tersebut tidak naik.

Abdullah Mansuri, Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Tradisional (Ikappi) mengakui beberapa komoditas pangan harganya relatif masih tinggi. Misalnya saja harga  bawang merah yang berada di kisaran Rp 54.000 – Rp 55.000 per kg. "Supply dan demand tidak seimbang, meski mencukupi, ini yang membuat harga masih relatif tinggi," katanya kepada KONTAN, Rabu (13/5).
Begitu juga untuk harga bawang putih yang masih bertengger di  harga Rp 37.000 per kg, masih diatas harga eceran tertinggi yang sebesar Rp 32.000 per kg. Tak jauh berbeda dengan harga gula pasir yang masih berada di posisi Rp 17.600 per kg, padahal Harga Eceran Tertinggi- nya cuma Rp 12.500 per kg saja. "Pasokan bawang merah dan bawang putih relatif aman, kecuali gula. Misal ada permintaan 100% yang dipenuhi 50%-60% saja," jelasnya.

Baca Juga: Harga gula dan bawang merah meroket, ini instruksi Jokowi ke para menteri

Stok aman
 
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui beberapa komoditas harganya masih tinggi di sejumlah daerah. Salah satunya adalah gula karena tertundanya proses importasi komoditas tersebut yang sejatinya bisa menekan harga gula. "Ada beberapa impor yang tertunda jadwalnya karena beberapa daerah di negara lain ada pembatasan akibat lockdown," katanya usai rapat terbatas, Rabu (13/5).
 
Tak hanya luar negeri, distribusi di dalam negeri juga terhambat akibat penerapan PSBB di sejumlah wilayah. Faktor inilah yang membuat harga bawang merah di pasar masih tinggi. Padahal Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan stok bawang merah saat ini mencukupi.
 
Hanya saja saat ini pasokan bawang merah tersebut berada di sejumlah sentra. Sementara daerah yang bukan menjadi sentra produksi mengalami kenaikan harga. 
"Saat ini neraca nasional stok bawang merah 78.000 ton dan bulan ini didistribusikan dengan tepat," tuturnya.
 
Pemerintah saat ini tengah memetakan daerah yang memerlukan distribusi bahan pangan. Nantinya distribusi akan dibantu menggunakan fasilitas milik TNI.
 
Presiden Joko Widodo pun memerintahkan jajarannya untuk mengamankan pasokan bahan pangan untuk menekan lonjakan harga pangan. Sebab kenaikan harga ini menjadi penyebab daya beli masyarakat turun meski sudah ada ragam bantuan sosial yang pemerintah kucurkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×