kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pasca Lebaran, penjualan ritel bakal semakin lemah


Kamis, 13 Juli 2017 / 06:42 WIB
Pasca Lebaran, penjualan ritel bakal semakin lemah


Reporter: Choirun Nisa, Elisabeth Adventa | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Musim puasa dan Lebaran membuat penjualan eceran masih dalam tren meningkat pada Mei dan Juni 2017. Bahkan penjualan eceran bakal mencapai puncaknya pada Juni 2017. Namun Lebaran usai, penjualan eceran diperkirakan tumbuh melambat akibat tergerus daya beli. 

Berdasarkan survei Bank Indonesia (BI), Indeks Penjualan Riil (IPR) hasil Survei Penjualan Eceran Mei 2017 mencapai 214,3, tumbuh 4,3% dibandingkan periode sama tahun lalu atau year on year (YoY). Data Mei juga lebih tinggi 4,2% dari April. Peningkatan penjualan ritel terutama pada kelompok makanan yang tumbuh 9,7% (YoY).

Kenaikan ini diperkirakan masih berlanjut pada Juni 2017. Penjualan ritel di kelompok makanan dan non makanan bakal jadi penolong karena momentum puasa dan Lebaran. Diperkirakan IPR Juni naik menjadi 233,3, tertinggi dalam tahun ini.  

Namun setelah itu, penjualan eceran melambat. Ini terindikasi dari indeks ekspektasi penjualan dalam tiga dan enam bulan ke depan yang semakin menyusut (lihat tabel). "Ini karena pengaruh penurunan daya beli masyarakat," ujar Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani, Rabu (12/7).

Menurutnya, daya beli masyarakat sudah melemah sejak lama, tapi pemerintah hanya membiarkan. Apindo telah memberikan solusi bagi pemerintah, yakni dengan mendorong sektor pariwisata. "Sektor pariwisata kita sangat potensial. Tinggal bagaimana sektor hospitality bisa membangun sinergi kerjasama. Misal, dengan menawarkan paket bersama," terangnya.

Dengan mendorong sektor pariwisata, menurut Hariyadi, akan membuka kesempatan kerja lebih banyak. Walhasil, daya beli kemungkinan besar akan terdongkrak.

Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Bhima Yudhistira menambahkan, pelemahan penjualan eceran juga berkaitan dengan pencabutan subsidi listrik 900 VA. Masyarakat juga menahan belanja karena sedang menghadapi tahun ajaran baru sekolah.

Namun, bukan berarti kegiatan ekonomi akan melambat. Menurut Bhima, beberapa sektor diprediksi akan meningkat cukup tinggi, seperti suku cadang kendaraan dan rekreasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×