Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia mulai serius untuk melakukan digitalisasi industri pariwisata. Menteri Pariwisata, Arief Yahya menuturkan strategi digitalisasi dilakukan untuk terus menumbuhkan minat wisatawan ke Indonesia dan mengalahkan pariwisata negara Asia lainnya, termasuk Thailand.
“Kita bisa mengalahkan Malaysia, Singapura, dan Thailand. Tahun ini jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia tumbuh 24%, sementara Thailand 6,69%, Singapura tumbuh 3,83%, Malaysia hanya naik 0,87%,” kata Arief di seminar “Digitalizing Wonderful Indonesia“ yang diselenggarakan oleh IndoTelko Forum di Rafflesia Ballroom, Balai Kartini, Jakarta, Kamis (14/12).
Perolehan tersebut menurut bekas bos PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) jauh lebih tinggi di atas rata-rata jumlah kunjungan wisman yang bepergian ke kawasan Asean sebesar 7% saja.
Keberhasilan pemerintah mempromosikan berbagai destinasi wisata menurutnya tidak lepas dari konsep digitalisasi Wonderful Indonesia melalui media sosial.
“Pertama kali saya jadi Menteri, program saya adalah Go Digital. Karena sekarang terjadi revolusi dalam industri apa pun menuju digitalisasi. Kalau tidak ikut maka akan mati. Karena data menunjukkan, 70% orang di dunia search dan share apapun aktivitasnya menggunakan digital,” jelas Arief.
Menurut Arief, masyarakat yang aktif menggunakan media sosial di Indonesia baik ibu rumah tangga maupun generasi milenial, sangat suka mengunggah aktivitas liburan maupun makanan yang dikonsumsinya dan memamerkannya ke media sosial.
“Oleh karena itu pesan saya, kalau mau buat branding pariwisata harus yang bisa menciptakan trending. Saya berpikir untuk membuat 100 destinasi wisata digital di Indonesia, artinya yang harus Instagramable. Karena saya yakin keindahan objek wisata yang dibagikan di media sosial akan viral dan mendatangkan wisatawan yang juga netizen,” katanya.
Alex J. Sinaga, Direktur Utama Telkom menyatakan siap mendukung program Kementerian Pariwisata memperbanyak jumlah netizen yang datang ke Indonesia melalui infrastruktur telekomunikasi yang dimiliki perusahaannya.
Ia mencatat, sebanyak 73% pelancong di dunia sangat aktif menggunakan media sosial, dan 87% pelancong memasukkan smartphone sebagai perangkat yang wajib dibawa ketika liburan.
“70% lainnya pasti mem-posting foto-foto liburannya ke media sosial. Jadi memang industri pariwisata sangat tepat didigitalisasikan,” kata Alex.
Indra Utoyo, Direktur Digital Banking & Teknologi Informasi PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mengakui perbankan menjadi salah satu industri pendukung pertumbuhan pariwisata nasional dengan cara mempermudah sistem pembayaran dari wisatawan kepada perusahaan-perusahaan yang bergelut di industri pariwisata mulai dari hotel, restoran, dan sebagainya.
“Oleh karena itu BRI memiliki satelit untuk bisa melayani transaksi sampai ke remote area. Siapapun yang butuh layanan payment, kami buka API ke seluruh startup sektor transportasi, travel agent, tour operator, hotel, dan taman hiburan. Kami juga baru saja merilis edisi kartu kredit yang menampilkan 10 destinasi wisata baru Indonesia untuk membantu mempromosikan pariwisata,” jelas Indra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News